If you know me
그대여 날 알아본다면
if you stay by my side
그대 내 곁에 있어준다면
I would be able to walk like this
이대로 나 걸어갈 수 있을 텐데
I would never fall again
다신 넘어지지 않을 텐데
—
Setelah 5 tahun, musim dingin itu kembali. Dengan warna hitam yang masih menjadi warna favoritnya, dengan topik pembicaraan asing yang masih menjadi pilihannya.
Sorot mata mengintimidasi yang masih sama, dingin seperti salju pertama pada waktu itu.
Hari dimana ia kembali seolah waktu sedang mempermainkan segalanya. Aku ingat bagaimana perasaan ceroboh yang melukai. Bagaimana aku selalu menghindari waktu yang membawaku pada ruang menyeramkan itu. Serta bagaimana waktu selalu mengunjungi pada saat yang tidak tepat.
Masih sama.
10 tahun mengenalnya dan kembali pada angka 5 yang paling aku benci.
“Akhir - akhir ini kamu jadi banyak nulis”
Kalimat pembuka yang memuakan. Seharusnya aku menghindari musim dingin itu bukan? Seharusnya aku berteduh ketika langit menjadi gelap. Seharusnya ia tetap disana selamanya bersama dengan semua kanguru bodoh yang selalu ia banggakan pada beberapa potongan gambar 15 detik yang selalu dibagikan.
Seharusnya… kamu tetap disana aja.
__
Aku berdiri pada sebuah koridor. Dengan musik melankolis yang masih menjadi rekan serta memandang kagum pada gedung - gedung bertingkat. Sudah 2 tahun lamanya aku tidak mengunjungi tempat terakhir itu, banyak hal yang berubah termaksud dengan tunas kecil yang sekarang sudah menjadi pohon penguasa.
Setelah membaca pesan itu rasanya seperti fatamorgana. Hari ini nampak cerah. Aku belum membalas, karna aku perlu menjaga tempat ini aman. Beberapa waktu lalu seseorang mempermainkannya dengan sangat kejam atau mungkin saat itu ruang kosongnya terlihat jelas lalu tokoh jahat datang menawarkan bantuan yang faktanya hanya aku yang terlalu banyak menaruh harapan. Berharap bahwa lukanya akan sembuh jika bersama dengannya. Aneh.
Iya aneh. Aku merasa sangat hidup saat itu.
The two of us standing in the same shadow every day
매일 같은 그림자 위에 서 있는 둘
many more people
또 수많은 사람들
In that gap, our hearts
그 틈 안에서 우리의 마음은
growing up
점점 자라네
__
“Kamu masih marah? Maaf ya, maaf. Please”
Diperjuangkan.
Setiap kali mendengar kalimat tersebut rasanya seperti puisi terindah. Aku bahkan tidak pernah tahu rasanya benar - benar berarti bagi satu orang asing di dalam hidupku. Aku bahkan tidak tahu rasanya menjadi orang pertama yang selalu dipikirkan. Aku tidak pernah mendengarkan puisi indah itu dari siapapun. Pasti rasanya sangat menyenangkan menjadi gadis yang sedang duduk disana. Pria itu benar - benar takut kehilangannya. Isi hati yang menganggumkan untuk dibaca serta didengar.
Aku kembali sibuk dengan sebuah buku berbahasa asing. Akhir - akhir ini Jerman mencuri perhatian ku. Apa lebih baik tinggal disana aja?
—
Aku kembali menyibukan diri. Menjelajahi dunia baru, bertemu dengan pengalaman baru. Aku kembali menjadi seorang pelajar muda. Aku bertaruh banyak hal untuk ini. Kembali berkutat dengan soal demi soal serta bertemu dengan cerita baru. Aku memutuskan untuk kembali sibuk. Untuk tidak lagi membaca hal -hal yang cukup melelahkan. Untuk meningkatkan kemampuan jika sewaktu - waktu dunia menuntut banyak hal.
Buku dan pena kembali menjadi tokoh utama kali ini. Tidak ada lagi pesan yang selalu membuat gugup serta tidak ada lagi perasaan yang harus dijaga.
“Semua orang baik”
“Hah? Ga semua orang”
“Semua… orang… “
“…”
“Semua orang. Apa yang dia lakuin waktu itu, sekarang dilakuin sama orang - orang disini. Semuanya. Tatapannya terus caranya juga sama”
“Hm?“
“Jadi semua orang baik. Hahaha”
“Dingin”
__
Wenn jemand ohne gewalt verantwortung übernimmt, ist das liebe.
If someone takes responsibility without violence, that is love.
__
Salju pertama.
Musim dingin yang selalu membawaku bernostalgia. Perasaan yang paling menyenangkan sekaligus menyeramakan disaat bersamaan. Untuk pertama kalinya logika kalah oleh perasaan, juga… untuk pertama kalinya hujan turun dengan sangat deras. Musim dingin bertemu denga musim semi. Itu alasannya. Terlalu dingin hingga membuat musim semi tenggelam bersama semua kenangan itu. Membeku, sekalipun aku berusaha menghangatkannya dengan sepasang mata yang memohon pada semesta.
“Puter lagu dong”
“Hmm?”
“Hm.. itu putar lagu yang ada di playlist mu, aku mau denger.”
“Ah… ah itu… denger aja lagu itu ada komputer”
“Ga mau. Maunya disitu.”
“…”
“Kenapa?”
“Itu…”
“Lagunya korea semua?”
Mengangguk.
“Yaudah gpp, aku mau denger”
“…”
“Pelit”
—
We are at the end of a tiring day
우린 지친 하루의 끝에
only looking at each other
오직 서로를 보고 있네
I must have been waiting for this moment
이 순간을 난 기다려 왔나 봐
The day someone will hold my hand and lead me
누군가 내 손을 잡아 이끌어줄 그날을
If you’re with me by Sung Si-kyung (ost snowdrop)
0 comments