Hal yang mengagumkan terjadi. Setangkai mawar putih itu akhirnya mekar secara perlahan. Mahkota itu lambat laun menghiasi sepal atau kelopak berduri yang selama melindungi keindahan dibaliknya. Memang bukan tempat yang direncanakan tapi setidaknya ia berada pada perkebunan yang tepat.
Mawar itu. Setangkai mawar dengan mahkota berwarna putih yang nampak serasi dengan cerita dibaliknya. Tidak lagi berharap menjadi kumpulan mawar dengan pita kecil yang selalu menjadi hadiah manis bagi orang yang dianggap spesial. Tidak lagi berharap menjadi bunga tulip yang selalu menjadi pilihan bagi banyak kisah romantis. Tapi setangkai mawar putih sederhana dengan duri yang masih mengelilingi.
Mawar itu memang masih membosankan bahkan menyebalkan jika tanpa sengaja duri - duri kecil melukai jari ketika menyentuhnya secara ceroboh. Tapi benar, bahkan setangkai mawar akan sangat indah bagi penikmatnya. Berada pada tempat yang tentu melihatnya sebagai setangkai mawar putih.
Setangkai mawar yang tidak lagi berada diantara kerumunan bunga lain yang mungkin membuatnya tidak terlihat atau menjadi asing karna mawarnya yang membosankan. Mawar putih yang tahu bahwa suatu saat mungkin waktu akan membuatnya layu lalu… menghilang. Tapi setidaknya kelopak itu mulai mekar secara sempurna. Bekerjasama dengan waktu dan melakukan permainan menarik bersama semesta.
Rose. Mawar putih yang akhirnya tidak lagi mendiami tempat yang cukup asing. Dikeliling dengan bunga lain memang, namun mereka justru menyempurnakan. Senyuman itu. Ketulusan itu.
Setangkai mawar putih.
Terima kasih sudah tumbuh menjadi setangkai mawar putih sederhana. Terima kasih untuk tetap berwarna putih sekalipun banyak warna lain dimana mungkin penggemarnya tidak terhingga. Terima kasih sudah bertahan dengan sangat baik sekalipun beberapa diantaranya menutupi. Tidak apa - apa, memang kemarin bukan tempat yang tepat. Bukan juga penikmat setangkai bunga mawar putih.
Setangkai mawar putih.
Tidak apa - apa sinar matahari itu tidak menyakitkan. Tidak perlu takut akan menjadi habis terbakar. Perkebunan yang tepat akan selalu tahu cara merawat, bahkan dengan sangat baik. Tidak perlu takut, mahkota putih itu tidak membosankan karena jauh diluar dugaan. Sungguh diluar dugaan. Ia menunggu selama itu untuk setangkai mawar putih ini.
14 Aug 2021
- FKN
Dulu setiap kali tidak merasa baik, aku selalu datang ketempat dimana kebanyakan orang membuat permohonan atau bahkan bercerita banyak. Duduk sambil memandang meja serta pusat dari segala kesucian. Ada satu orang yang kulihat sedang duduk dibarisan paling depan. Entah sudah berapa lama lutut itu menopang yang jelas dari jauh suasananya tidak begitu baik. Sewaktu kecil aku selalu menyukai barisan paling depan, tempat yang paling menyenangkan karna kata mereka jika aku duduk disana dan tidak berisik Dia akan mendengarkan permohonan ku sekalipun itu mustahil.
Waktu itu aku tidak meminta, tidak juga bercerita. Aku hanya duduk sambil memandang lurus kedepan. Menarik nafas sesekali sambil menelan kesesakan. Duduk lalu kembali memandang sosok yang masih sibuk berlutut. Aku tersenyum. Aku pernah melakukannya, bahkan sering. Tapi kali ini aku hanya ingin duduk. Duduk di kursi kayu panjang pada barisan ketiga. Aku bahkan bisa melihat dengan lembut tempat buku - buku penenang tersusun rapih seperti biasa dibalik kursi itu. Suara burung. Dan aroma keheningan.
Waktu itu aku hanya duduk. Merasa tidak baik - baik saja tapi tidak juga ingin bercerita. Bukan karna bingung ingin memulai darimana hanya saja pikiran kekanak - kanakan ku mengatakan Dia bahkan mengetahui segalanya. Masih mengenakan seragam yang nyatanya berbeda dari kebanyakan anak seusiaku. Kemeja hijau dan rok pendek diatas lutut berwarna biru. Sepatu bergaya klasik persis seperti murid pada kisah harry potter. Seragam yang membuat kami yang memakainya terlihat dari tempat yang cukup punya nama di kota itu. Tempat menimba pengetahuan yang juga memiliki tempat yang membuatku selalu tenang. Tempat yang biasanya dikunjungi pada akhir pekan namun saat itu dapat ku datangi setiap hari.
Waktu itu.
Aku selalu mendatangi tempat itu. Pertama kali kesana bersama salah seorang teman yang tampak begitu serius bercerita hingga tanpa sadar hujan mengalir deras disana. Menyatukan kedua tangan sambil terus bercerita didalam hatinya. Hingga tanpa sadar aku meminta untuk “apapun yang ia ceritakan tolong bantulah”. Tidak ada pertanyaan yang tercipta setelahnya. Hanya berjalan beriringan dan sesekali memastikan bahwa ia merasa jauh lebih baik.
Waktu itu. Setelah duduk hampir 30 menit tanpa suara, aku bergegas untuk pulang. Benar, tempat yang benar - benar menenangkan. Tempat yang selalu menyajikan ketenangan bagi mereka yang datang. Tempat yang lebih sering di kunjungi ketika akhir pekan dan perayaan besar. Tempat yang menjadi pilihan akhir setiap kali dunia menjadi cukup kejam. Tempat dimana suara lonceng terindah selalu terdengar merdu setiap kali pukul 12 siang.
04 Aug 2021
FKN