//

Chapter 2: metanoia



 “The journey of changing one’s mind, heart, self of way of life”


Musik klasik. Sederhana dan menenangkan. Cerita yang terjadi belakangan ini, rasanya seperti mendengar musik klasik dengan secangkir coklat panas. Duduk disebuah kursi goyang sambil menghangatkan diri ditengah perapian ketika musim dingin yang sangat menusuk. Jika ditanya bagaimana perasaan ku selama sebulan ini, itulah jawabannya. Ada begitu banyak hal kedewasaan yang terjadi, salah satunya seperti intro pada musik klasik, sederhana lalu manis. 


Kebanyakan dari mereka bertanya: 


Apakah disana menyenangkan? Atau apakah sudah merasa jauh lebih baik? 


Untuk semua pertanyaan itu mungkin akan sulit bagi ku untuk menceritakan setiap perasaan yang ada, yang jelas aku belajar banyak hal sejak dan mulai pada saat aku menginjakan kaki disebuah zebracross yang terlihat standard namun cukup menyenangkan jika melakukan permainan kecil setiap kali petang menjelang. 


Berada diruang sempit dengan lawan bicara yang hanya bertemu melalui virtual selama pandemi ini. Pertemuan langsung yang sangat berkesan. Seseorang yang cukup menyenangkan untuk diajak berbicara, terlalu menyenang sehingga aku selalu takut akan melakukan kesalahan yang mungkin akan membuatnya menjadi asing. Pembicaraan yang dijanjikan kerahasiaannya. Sisanya kami lebih banyak melempar senyum bahkan tawa.


Kembali pada pertanyaan awal yakni makna sebuah kata menyenangkan. Menyenangkan. Entahlah terkadangan beberapa film memang cukup menyenangkan diawal perilisannnya, terdengar mononton bagi mereka yang bahkan sudah mengetahui jalan ceritanya. Aku hanya tidak ingin mendeskripsikan makna kata menyenangkan dengan begitu luar biasa bahagia karena terakhir kali aku menaruh sebuah kebahagiaan pada sebuah subjek semu nyatanya justru menjadi akar dari kepahitan selama berminggu - minggu. Maka sejak saat itu aku hanya ingin berdamai dengan kata menyenangkan dengan diri ini. Berdamai dan lebih menciptakan kata menyenangkan pada diri sendiri, dibandingkan harus menaruhnya pada tempat yang salah lagi. Pengalaman mengajarkan ku bahwa, sangat tidak baik memperbaiki kaca pecah dengan tangan yang sedang terluka lalu memaksakannya kembali untuk menjadi utuh, itu sesuatu hal yang mustahil dilakukan sebanyak apapun mencoba hasilnya tetap dan akan sama saja. 


Berita baiknya disini ada begitu banyak hal baik terjadi bahkan aku sampai sulit sekali mencerna setiap kejadian yang terjadi pada diri ini. Aku selalu menolak setiap kali merasa senang karna yang aku tahu jika hari ini aku senang maka aku harus siap untuk bersedih di waktu yang entah kapan. Aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak terobsesi dengan kenyamanan karna kelak jika kenyamanan itu juga hilang lalu apa alasan selanjutnya untuk bertahan. Lantas menjadi seorang yang berdiri pada kaki sendiri dan percaya pada kemampuan untuk menciptakan kebahagiaan itu sendiri rasanya sudah lebih cukup, sekalipun hal baik terjadi, biarlah terjadi karna seperti membaca lembar demi lembar cerita fiksi, pada halaman 32 aku merasa senang kemudian pada lembar berikutnya aku merasa kecewa karna alur yang tidak sesuai dengan harapan, jadi ikuti saja kisahnya seperti air mengalir di sungai.


Berikutnya mengenai “to-do-list atau bucket-list”. Hidup ini terlalu rumit untuk aku yang sangat meyukai hal - hal simpel dan sederhana. Menjelang usia yang bermakna ini, aku hanya ingin lebih banyak memahami diri ku, belajar seberapa dalam aku mengenal diri sendiri dan sejauh mana kebahagian yang tercipta berkat hal - hal ajaib yang terjadi pada ku karna pola pikir yang ku ciptakan sendiri juga. 


My life's been magic, seems fantastic

I used to have a hole in the wall with a mattress

Funny when you want it

Suddenly you have it


Ah... aku hanya ingin hidup dengan segala sesuatunya berjalan sederhana. Dengan melakukan hal sesuai yang ku cintai atau gemari tanpa harus memenuhi ekspetasi masyarakat umum. Dengan menjadi diri sendiri tanpa perlu sanjungan atas sebuah pengakuan yang sebetulnya tidak terlalu bermakna. Dan dengan alunan musik romantis serta manis yang selalu menjadi backsound di tengah keramaian. Seperti berjalan ditengah hamparan bunga baby’s breath, hanya berjalan menikmati keindahan setiap tangkainya tanpa harus merusak hanya untuk sekedar sebuah gambar yang terlihat indah namun menyedihkan ketika mengetahui bahwa beberapa bunga justru sudah rusak terinjak tanpa sengaja. Aku ingin menyimpan semua keindahan mereka didalam memori kecil ku, tentunya dengan aku yang terduduk sesekali untuk menyentuhnya sambil tersenyum. Aku dengan gaun musim semi berwarna putih selutut dan loafter berwarna senada pada hari itu.




28 March 2021,

-FN




0 comments