//

Chapter 4 : Childish

 

The blurry world you see through the glasses.


Car, The Garden



Aku duduk ditengah rimbunan pohon, dengan kaki yang terlipat, dengan segelas coklat hangat. 


Musim dingin.


Aku meletakan gelas kertas itu. Memperbaiki outer hitam yang sempat berantakan lantaran udara yang sangat dingin. Memandangi air yang kini menjadi pusat perhatian banyak orang dikala dunia mulai menjadi bising. Duduk dibawah pohon seorang diri dengan sebuah buku berjudul "The Travelling Cat Chronicles". 


Dingin. 


The blurry world you see through the glasses 

안경 너머 보이는 흐릿한 세상은 


just like me 

  같아 


The song I wrote all night long is burning 

밤새도록  내린 노래는 타다  


like a moth 

나방 같아 


Senyum. 

__ 


Mawar merah. 


Aku melipat tangan karena dingin. Anak kecil. Aku lupa kapan terakhir kali merasa seperti anak - anak. Dunia memintaku untuk menjadi bijak bahkan di usia yang sangat belia, pada usia dimana kebanyakan teman - teman diantaraku menikmati masa paling menyenangkan. Oiya... aku juga lupa sebenarnya apa makanan kesukaanku karna aku hampir lebih sering menerima segalanya. Atau lebih tepatnya hampir tidak ada yang bertanya jadi aku sama sekali tidak menyiapkan jawaban atas pertanyaan basa - basi namun ternyata cukup serius bagi kebanyakan orang. Tapi aku ingat kok apa yang disukai mereka, ikan bumbu kuning untuk Ibu, kikil padang untuk Ayah dan Dimsum untuk Adik. Hahaha. 


If you lay down your hungry body 

허기진 몸을 누이면 


I think my messed up mind will be caught 

어질러 놓은 마음 들킬  같아 


__ 


Setangkai mawar merah.


Aku menghirup aroma coklat hangat. Memandang seorang gadis yang sedang bercerita antusias pada wanita tua dihadapannya. Mereka sangat manis. Bersikap kekanak - kanakan untuk usia yang saat itu aku sudah dituntut untuk menjadi bijak. Tanpa sadar aku mengikuti gerakan tangan wanita tua yang saat ini sedang mengusap kepala gadis itu. Mengusap kepalaku perlahan, lagi dan lagi. Hangat.


Pikiran ini kembali ke ruang dimana seseorang dengan tegas mengatakan kalimat yang cukup menyakitkan pada saat tengah malam.


“Kalau orang lain bahagia apa itu salah? Terus semua orang harus ngerasain apa yang elu rasain gitu?”


Terhenti.


“Karna orang lain menunjukan sisi kelemahannya terus dimata lu aneh makanya elu ngomong gitu, iya?”


Aku menarik tangan yang sempat terhenti di ujung kepala ini. Menarik nafas berat lantaran kalimat itu berasal dari orang yang sangat dekat. Benar. Semua rasa itu harusnya disimpan saja disana. Sebuah tanggungjawab. Jika penasaran lebih baik tidur dibanding bercerita namun di salahartikan. Tapi sejak saat itu aku jadi mengerti. Bahwa setiap orang berhak bahagia. Semua orang berhak untuk menjadi lemah. Semua orang… punya cerita rahasianya masing - masing.


Maaf.


Tanpa sadar durinya menusuk tepat disana.  Aku meletakan tangan kanan untuk sedikit meredakan. 


Iya benar.


Lalu meletakannya pada lututku. Dingin. Memandangi dua tokoh utama pada sore ini diantara hembusan angin. 



When one star in my small room goes out 

 작은   하나 꺼지면 


Stay my shiny dreams 

Stay my shiny dreams 


my best friend will come find me

 친한   찾아오겠지

Oh- stay my tiny dreams 

Oh- stay my tiny dreams 


Duri.


12.56

Care for yourself.

What is your main focus for today?


Jika ditanya aku akan menjawab untuk mengakhir kisah gelap ini. Aku ingin menjadi seperti kedua tokoh utama sore itu. Hangat dan saling berbagi cerita. Aku ingin memberikan kelegaan dan menjadi sahabat yang menyenangkan bagi makhluk kecil yang berharga kelak. Aku ingin mendengarkan semua ceritanya kemudian memaharinya jika terlalu banyak meminum es pada musim dingin. Menjadi panik jika ia lupa membawa jaket tebal ketika hujan deras. Menjadi penyemangat ketika udara membeku. Bagimana jika peri kecil untuk yang pertama?


Senyum hambar.



Seseorang mengatakan bahwa tidak semua hal tentang komitmen serius. Beberapa alur memang ditulis untuk menjadi pemeran dalam cerita petualangan dunia. Menjelajahi satu tempat ke tempat lain. Mempelajari satu bahasa ke bahasa lain. Tokoh dimana tidak lagi mengkhawatirkan peri kecil atau tokoh yang tidak perlu memarahi makhluk berharga itu jika terlalu banyak minum es.


Komitmen. Mereka bilang pemikiran yang terlalu tradisional. Tapi aku menghargai semua filosopi dari masing - masing diantaranya. Siapapun punya cara untuk bahagia, entah melalui cara tradisional maupun milenial. Siapapun punya alur cerita kesukaannya tersendiri tanpa harus terbebani dengan aturan sosial. Tidak ada yang salah untuk menjadi tradisional, tidak juga salah menjadi milenial. Jadi… just being yourself, care for yourself.  



Bukankah pikiran ini sangat kekanak - kanakan? Hahaha. 



If I truly loved all the things 

If I truly loved all the things 


That I wanted 

That I wanted 


Stay my shiny dreams 

Stay my shiny dreams 


My dear friend will find me

 그리운   찾아오겠지


Stay by CAR, THE GARDEN ( Ost Now We are breaking up )


0 comments