//

Chapter 2 : Red Rosè (1)

 

PREMONITION — a strong feeling that something is about to happen, especially something unpleasant.



Mampu membaca isi hati orang lain bahkan tanpa benar - benar mengenal orang tersebut merupakan teka - teki yang menyeramkan. Entah sejak kapan yang jelas semakin hari semakin menakutkan. Aku bahkan saat ini sedang duduk pada sebuah ruang kecil dimana kebanyakan orang mungkin hanya menghabiskan waktu 10 - 15 menit disana. Aku duduk dengan perasaan yang benar - benar menyebalkan.   


Seharusnya tidak perlu sejauh ini. 


Memandang tembok yang menghalangi untuk melihat semuanya, namun tidak dengan perasaan itu. Suaranya memang sengaja dibuat tenggelam namun cukup terdengar jika dalam keadaan senyap.


Sangat gelap. 


Aku bahkan masih berkutat dengan warna hitam milik ku sendiri tapi sudah berani menjelajahi ruang gelap milik orang lain. 


Bukankah ini sudah berlebihan?


__


Hari ini aku duduk dengan salah seorang yang belakangan membuat ku menolak semua logaritma yang sangat rumit disana. Mengutamakan logika dan menghapus semua kemungkinan - kemungkinan yang ada itu. 


“Dari tadi aku cerita kamu diem aja, kenapa? Mbok tanggepin gitu loh”


Asal dia tahu saja logika dan perasaan sedang berperang hebat disana. Kami sudah mengenal sangat lama jadi mana mungkin hal - hal seperti itu terjadi. Bukankah itu sebuah kejahatan?


Aku diam karna sedang berusaha berpihak kepada logika. Aku diam karna sedang menolak segala jawaban yang tergambar jelas bahkan semakin jelas dari sepasang mata itu. Menarik nafas berat kemudian.


“Aku pikir ceritanya belum selesai makanya aku diam aja. Aku pikir kamu cuma mau didengar makanya aku nyimak semuanya”


“Masalahnya kamu kosong. Tatapan kamu kosong bukan nyimak”


Kosong. Entah seberapa banyak lagi isi hati yang harus aku baca. Aku menghindari tatapan karna rasanya… benar - benarnya menyakitkan. Logika ini mengatakan baik sementara tempat itu merasakan hal yang berbeda. Semakin jauh semakin pekat. Aku semakin tenggelam dengan perasaan itu sendiri. Tersenyum pasif karna jawabannya seolah nyata.


Jadi sampai sejauh mana ia akan berbohong?



“Cute”


Hal yang paling menyenangkan adalah ketika aku menatap dalam pada makhluk hidup lain. Isi hati yang netral dan keinginan untuk bercerita tanpa harus ditanggapi secara serius. 


“Cute”


Aku bahkan lupa bagaimana merasa netral. Aku lupa kapan terakhir kali membaca tanpa harus merasa lelah. Aku memang tidak begitu mudah menciptakan hujan, berhati dingin dengan semua warna hitam yang menjadi latar terpendam. Ketika seseorang menciptakan hujan dengan begitu deras, energinya cukup bergejolak. Menyeramkan. 


Begitupun anak kecil. Isi hati mereka sangat tenang. Setiap kali ingin menyentuhnya aku merasa takut. Aku takut warna hitam milik ku bisa mencemari ketenangan mereka. Aku takut kegelapan itu dapat mereka  rasakan karna kemampuan sensitif dalam melihat segalanya. Namun. 


“Tante boleh liat tangannya?”


“…”


“Mana?”


“Ah.. ini ini”


Dia menggambar bunga kecil disana. Eksperimen terbaik selain kertas, itulah alasannya. Senyum. Tenang.


“Tangan kamu kok kecil sih?”


“Hm? Iya”


Nada suara yang masih aku ingat sampai sekarang. Bahkan aku tersenyum saat menatap wajah serius itu.


“Aku boleh foto tangannya?”


“Boleh”


Cute. Boleh aku upload di story?”


Story itu apa?”


“Ah… itu… “


Kami semakin dekat. Isi hati yang benar - benar tenang. Seandainya aku bisa merasakan hal - hal setenang ini setiap saat. Menyenangkan.


“Ehm…”


Anak baik yang mengangguk untuk penjelasan yang cukup menguras isi kepala. 


“Mana aku boleh liat ga tante?”


Gadis dingin yang akhirnya luluh dengan pria kecil yang pemberani dan pintar. Pria kecil yang selalu bercerita tentang rasa penasarannya akan semua hal namun cukup membuat kenangan manis nan menarik.


— 


I tell myself there is no perfect world 

완벽한 세상은 없다고 자신에게 말해  


increasingly empty of me 

점점  비워가네 


It can't be mine forever, big applause 

언제까지  것일  없어  박수갈채가 


Talk to me like this, shamelessly 

이런 내게 말을 뻔뻔히 


Raise your voice and go further 

 목소릴 높여  멀리 


Even if there is no eternal audience, I will sing 

영원한 관객은 없대도  노래할 거야 


I want to be forever as I am today 

오늘의 나로 영원하고파 


Epilogue : Young Forever by BTS 

0 comments