//

Chapter 12 : Vanilla Latte


 In the dark beside me, he smelled of sweet and vanilla.


甘く

 

“Kalian mau pesen minum ga?”


“Hmm…”

“Kamu mau pesen ga?”

“Kamu mau?”

“Kamu?”

“Kamu?”

Melotot


“Woi kalian kenapa imut banget sih?”



Bertemu dengan seseorang yang memiliki karakter yang sama rasanya seperti bisa melakukan telepati secara sengaja.


Introvet.


“Udah ketemu. Makasih ya”


Seperti biasa seseorang sedang sibuk dengan benda menyebalkan berbentuk persegi yang selalu menemaninya.


“Makasih ya” bisik ku.


Aku tau orang itu sedang mengusili dengan sikap dinginnya. Berpura - pura mengacuhkan padahal aku berdiri tepat disampingnya. Asalkan dia tidak berdiri aku masih bisa menguasai permainan ini.


“Makasih yaa” 


Kali ini aku memanggil namanya, mendekati suara ku ketelinganya sambil kedua telapak tangan membentuk cerobong. 


Ketawa.


Benar. Sama seperti diriku dia sangat mudah tertawa dengan hal - hal bodoh juga kekanak - kanakan seperti ini. 


Yes. Aku menang.


Ah… aku lupa. Sepertinya aku hampir jarang melihatnya tertawa tapi belakangan ini sepertinya dia mulai berani. Iya, berani menjahili ku padahal dengan orang lain dia selalu membangun tembok. Bulan.


Menyenangkan memiliki banyak cerita baru nan menarik seperti sekarang. Tidak lagi melibatkan perasaan apapun dan menjadi lebih sedikit berani dengan dunia luar.



Pesen makan ga?

1

2

3…


Astaga sabar dulu.


4

5…


Pesan. Bahkan aku pernah melakukan ini pada teman dekat ku. Lihat sudah ku bilang kami memiliki selera humor yang sama. Dan lebih anehnya lagi cara mengusili yang sama. Bulan yang sama.



“Oh itu coba lu tanya aja sama dia, fris”

“Ok”


Ketika tokoh utama yang sedang kami bicarakan kebetulan saja lewat didepan ku dan aku tahu dia mendengarkan perintah itu, ia kembali menjadi usil. Aku memanggil tepat disampingnya ketika ia sedang berjalan. Aku tahu dia mendengarkannya, tapi ia berjalan lurus terus entah kemana hingga tanpa sadar aku mengikutinya. Ruang filling.


“Mereka sejak kapan jadi akrab loh?”


Membuntuti. Aku manggilnya diantara barisan lemari. Jalan sempit yang hanya bisa di lalui satu orang. Jalan yang dipenuhi pintu - pintu lemari yang tidak tertutup rapat. Ia menutup setiap pintu lemari berwarna hijau itu ketika berjalan, merapihkan beberapa kotak yang berada diatas sambil terus berjalan, dengan postur tubuh setinggi itu pastilah mudah. Sementara aku masih membuntuti tanpa memedulikan apapun serta memanggil namanya hingga kami tiba di ujung. Lemari paling ujung. Dia membuka pintu lemari lalu aku masih memanggilnya. Aneh sekali, aku tidak marah atau kesal sekalipun ia tidak menjawabnya satupun.


Apa dia ganti nama sekarang?


Menyenangkan bisa melarikan diri sebentar dari angka - angka itu. Ruangan yang sangat dingin ditambah dua orang berhati dingin pula. Hal mengejutkan lainnya yang baru aku sadari setelah kejadian itu yakni aku bahkan tidak bersikap canggung atau menjaga jarak seperti kebiasaan menyebalkan yang selalu ku lalukan ketika bersama orang asing. Entah lah, benar - benar di luar dugaan. Ia membuka salah satu pintu lemari memastikan benda itu tidak melukai siapapun kemudian membaca satu persatu kumpulan kotak berwarna hitam tempat menyimpan sejarah berharga perusahaan. Aku masih memanggil nama orang aneh yang berdiri tepat didepan ku namun kali menarik pintu yang ditahannya. Seperti permainan peek a boo.


“Dimana?”

“Di meja”

“Ok”

“Emang tau dimana?”

“Dimeja kan?”

“…”

“Ok makasih”



Mejanya rapih banget. Ga kerja kali nih orang ya?


“Ketemu ga?”

“Iya iya ketemu”


Asal kalian tahu dia bahkan datang berusaha membantu padahal barusan pergerakannya seperti sedang mengerjakan misi perdamaian dunia. Sibuknya bukan main.


Kesamaan lainnya, sulit melihat orang lain kesulitan.


Begitupun ketika aku mengambil beberapa berkas dilemari.


Pintunya rusak?


Ketawa.


“Heh mana boleh begitu. Jangan ditahan”


Ketawa.


“Tangannya. Jangan ditahan”


Ketawa.


Padahal masih pagi tapi genderang perang sudah ia tabuhkan. Apa diijinkan menginjak kaki orang yang lebih tinggi? Tolong katakan iya.



Harusnya… coba selisihnya pasti disini.


Kecoret.


“Ashh… kecoret nih”


Orang aneh itu berjalan setelah membuat beberapa guratan pada laporan bulanan ku. Menggerakan kursi kemudian melarikan diri dengan santainya setelah membuat sedikit kegaduhan.


Dia kenapa sih?


Begitupun ketika kami berpapasan tanpa sengaja. Dia merentangkan tangan, menghalangi jalanku tepat didepan umum. 


“Potong nih?”


Aku yang saat itu sedang memang penggaris berbahan besi mengarahkan benda tajam itu ke arah lehernya. 


Ketawa.



Bahkan ia jadi sering berkunjung. Memindahkan beberapa benda dari posisi semula atau ketika aku benar - benar tidak ingin bermain ia kembali membuat kegaduhan.


“Jangan ditutup”

“Kenapa?”

“Nanti lupa yang mana”


Tutup


“Ash… “


Buka


Tutup


Narik nafas.


“Kok idcard nya dirusakin sih?”

“Biarin”

“Ga boleh tau”

“…”

“Nanti kalo ditangkep satpam gimana hayo?”


Ketawa.


Bahkan aku berani melontarkan candaan pada orang asing ini. 


Entah bagaimana kami bisa dekat. Entah bagaimana rasanya begitu banyak kejutan luar biasa. Karakter yang sama, lalu beberapa sifat menarik lainnya. Hangat.


Ia bahkan tidak pernah melakukan hal - hal tersebut pada orang lain. Dingin. Ah… aku juga tidak melakukan hal yang sama sekalipun dengan sosok yang mulai dekat dengan ku. Masih ada rasa canggung namun dengannya seperti melihat diriku dengan versi seorang pria.


Aku lebih senang menyusahkan orang itu belakangan ini. Bahkan sepanjang sejarah aku tidak pernah meminta bantuan jika hal - hal itu masih bisa ku kerjakan. Tapi ketika jiwa usil ku sedang kambuh (dan hanya dengannya), aku sering kali membuatnya melakukan hal - hal sederhana nan mudah untuk dilakukan. Aku melakukannya secara terang - terangan tapi untung saja karna bulan kami sama jadi ia selalu membantu sekalipun pada akhirnya aku tertawa jahil tepat dibelakangnya. Anak baik.



Saturnus.



Vanilla vanilla (ooh vanilla) 

Vanilla vanilla (ooh vanilla) 


Vanilla vanilla sadly 

Vanilla vanilla 哀しいほどに 


Sweet and sweet scented flowers 

甘く甘く香る花 


Nice, right 

綺麗でしょ 


Stay beautiful 

美しいままで 


Vanilla by Taeyeon

0 comments