//

Kisah Sedih (Hujan)



Hari itu aku melihat puluhan tetes air mengalir diwajah mungil seorang teman. Cerita yang sungguh menyesakan dimana semula semuanya begitu manis diawal hingga pertengahan. Cerita yang selalu ia bangga - banggakan dan kami pun senang dengan sorot mata antusias yang selalu dirinya pancarkan setiap kali bercerita tentang kisah manis itu. Namun hari itu.. disebuah gedung bertingkat dimana matahari terbenam menjadi saksi bahwa kisah itu tidak lagi menjadi sesuatu hal yang memancarkan cahaya yang indah. Gelap dan sunyi. Ketika beberapa kawan memeluknya, hanya aku yang terdiam dan memperhatikan keluar jendela “sudah malam. Sepertinya akan hujan” batinku.


Entah sudah berapa banyak hujan itu membasahi wajahnya, yang jelas saat itu aku hanya khawatir bahwa tidak selamanya hujan akan membawa udara segar disetiap kehadirannya. Aku khawatir justru hujan itu akan terus mengalir tanpa tahu kapan mereka harus berhenti. Aku khawatir akan terjadi bencana setelahnya, maka dari itu aku lebih banyak diam. Bukan karna tidak peduli hanya saja memintanya mengulang cerita yang menyesakan sepertinya akan sangat mengusik usahanya untuk tetap terlihat tenang di hari itu. Ketika yang lain mengutuki apa yang terjadi pada kisah mereka, aku hanya sibuk mendengarkan dan berusaha menjadi seorang penengah yang baik. Aku bukan tidak ingin memihak salah satunya, aku hanya ingin memikirkan apa yang mereka pikirkan dari sudut pandang mereka masing - masing tanpa melukai salah satu diantaranya. 


“Kalo menurut gua sih gitu. Kalo menurut lu fris?”


Tidak banyak yang aku utarakan. Tapi fakta menariknya, beberapa kalimat yang ku utarakan justru di tertawakan lantaran kurangnya pengalaman. Namun ketika aku menatap mata itu, sepertinya dia memikirkan namun entahlah.


Hari itu sebenarnya aku juga ingin bercerita tentang sebuah kisah namun kondisi dan situasi sepertinya tidak mendukung maka aku menyimpannya hingga sekarang. Hanya sedikit yang terungkap sisanya aku peragakan dengan sedikit tingkah lucu disetiap kalimat, aku tidak mau mereka terlalu khawatir dan memintaku untuk berterus terang maka aku membuatnya demikian.


Hari itu aku kembali dibuat diam dengan pikiran yang mendalam. Dimana sebuah kisah manis akan mencapai sebuah akhir bernama kepahitan, siap tidak siap dan mau tidak mau. Ketakutan ku akan sebuah kisah manis yang akan memudar seiring berjalannya waktu pun juga semakin dalam. Beberapa tulisan indah tentang sebuah kisah yang akan selalu manis meskipun dengan kepahitan sebagai pemanisnya tetap saja membuat ku selalu tidak siap. Menjadi manis sepertinya sebuah ekspetasi berlebihan dalam sebuah kisah, terlepas darimanapun mereka memulai. Itu kenapa aku terlihat seperti tidak bergantung dengan perasaan apapun karna ketika aku terlalu menyukai satu rasa yakni manis, maka aku tidak akan pernah siap dengan rasa pahit, asin dan juga hambar.


Kisah itupun mengajari ku bahwa hujan tidak selalu datang ketika cuaca gelap bahkan disaat matahari tersenyum riang, aku sering menemukan rintik kecil menyapa, setelah? Justru hujan dan kemudian semuanya menjadi gelap. Tetapi setidaknya ketika hujan beberapa orang berkumpul untuk meminum coklat hangat atau bahkan saling menghangatkan. Setidaknya ketika hujan, terdengar suara titik - titik kecil yang bisa sangat menenangkan sekalipun mereka terkadang tidak tahu kapan harus berhenti. Dan setidaknya ketika hujan beberapa kehidupan kecil bisa tumbuh dengan indah disebuah lahan luas sekalipun beberapa orang mengutukinya jika berlebihan.


Kisah sedih memang sangat menyesakan, namun jika saja bisa dipilih mungkin tidak banyak penulis - penulis hebat yang terkenal berkat kisah sedihnya. Terkadang memang beberapa kisah harus melewati bab berjudul sebuah kesedihan, itu normal. Bahkan terkadang matahari dan cummolonimbus bergantian untuk menyapa, begitu juga dengan hujan, itu kenapa ketika hujan aku lebih sering memastikan rintiknya tidak terlalu besar karna jika terlalu besar itu berarti aku harus menepi dan memberikannya ruang untuk menjadi ekspresif terhadap dirinya sendiri. Aku akan menunggu hujan itu reda, berapa lama pun itu, aku akan menunggu di tempat biasa aku menunggu.


🎵So look me in the eyes, tell me what you see?
Perfect paradise, tearin' at the seams
I wish I could escape, I don't wanna fake it
Wish I could erase it, make your heart believe🎵


Bad Liar by Imagine Dragons


09 Nove 2020

-FN

0 comments