//

Tentang Mencari Tahu

 

Kebanyakan dari orang lain mungkin tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan, tidak salah memang namun sejujurnya akan jauh lebih menyenangkan jika saja bisa mengungapkan apa yang dirasakan melalui setiap suara bukan kata.

Belakangan ini ada begitu banyak hal yang ingin sekali untuk di ungkapkan dengan suara, terutama tentang pertanyaan demi pertanyaan yang begitu rumit bahkan hanya untuk dipikirkan. Kebohongan demi kebohongan kecil tercipta yang faktanya bukan untuk melindungi diri sendiri tetapi lebih kepada melindungi orang - orang sekitar, namun menariknya justru raga ini mulai menjadi terbiasanya dengan kalimat "yaudah lah". Beberapa minggu lalu aku bercerita kepada semesta tentang keputusan apa yang selanjutnya aku ambil, beberapa bahkan cukup menguras energi dan kesabaran. Disaat raga ini sedang berjuang hebat, ada saja hal - hal yang membuat seseorang yang acuh mulai menjadi rentan terhadap sebutir air kecil hanya untuk melegakan. Kesalahan demi kesalahan lain tercipta yakni berharap semuanya mungkin akan lebih baik jika saja "ada sesuatu hal yang lebih baik". Anehnya, disaat banyak sekali kalimat - kalimat motivasi menarik tentang cara untuk menyakinkan diri sendiri untuk tetap kuat dalam kondisi terburuk sekalipun justru fantasi ini menjadi tidak terkendali dan mengharapkan banyak hal yang mungkin mustahil jika dilihat dari sudut pandangku.

Hari berikutnya dimana merenung menjadi sahabat ku belakangan ini. Aku lebih cenderung memasang wajah cerah pada kondisi yang sebenarnya bahkan sungguh gelap seperti cumulonimbus menyapa disiang terik. Senyum yang mungkin cukup membuat beberapa keadaan "setidaknya baik" dan menghilangkan sedikit kekhawatiran diantara mereka yang cukup memperhatikan perbedaan yang terjadi dengan ku.

Beberapa coklat manis bahkan ku beli dengan harapan mungkin akan sedikit melegakan dan manis, namun nyatanya terasa hambar. Sedikit bercerita dengan seseorang yang aku percaya juga tidak terlalu melegakan. Ketika sudah mencapai titik terberat bahkan coklat mahal sekalipun tidak mampu membuat rasa pahit menjadi manis. Beberapa detik tersenyum dan detik berikutnya termenung didepan  layar komputer yang menjadi saksi kecil melihat betapa lemahnya aku saat itu. Dicurigai karna perkataan yang menimbulkan ambigu membuat ku sungguh tidak lagi mampu menahannya.


Peran. Kebanyakan diantara mereka yang tidak terlalu mengenal, mungkin akan mengatakan "seperti antagonis yang sedang memerankan protagonis". Tak apa bukankah itu salahku yang menjadi diam dan menjauhi keramaian. Namun sebuah kalimat dalam cerita berseri tiba - tiba saja terlintas.

Jika ada seseorang disebelah mu yang direnggut jantungnya janganlah kamu yang berteriak kesakitan, sungguh itu cukup memuakan untuk dilihat.

Ironis memang namun dengan raga seperti ini mana ada yang percaya bahwa faktanya beberapa peran dimainkan dengan sangat baik didalam kerumunan besar. Kesempatan lainnya muncul, kesempatan untuk menjadi lebih ceria di tengah rintik hujan sendu. Menjadi ekspresif dan sesekali jantung berdebar kencang. Bulan lalu aku mendapat kabar baik bahwa seorang teman yang telah lama ku rindukan mengunjungi ku untuk mendengar beberapa kisah yang sudah menjadi bahan bacaannya dibeberapa bulan terakhir. Bahkan hari itu aku mempersiapkan segala sesuatunya sejak dua minggu lebih awal. Sepatu, pakaian bahkan makanan, terasa seperti sebuah kencan namun yang cukup menggelikan jika mengetahui bahwa mereka semua adalah wanita (Hahaha). Tetapi sungguh rasanya sangat menyenangan, setelah hampir setahun tidak bertemu ditambah dengan hanya ketika bersama mereka aku bisa sedikit menjadi diriku dan hanya dengan merekalah aku hanya perlu sedikit menatap tetapi pelukan mereka cukup sedikit melegakan.

"Seperti kamu (semesta) tahu aku sedang tidak baik dan sudah mencapai batasnya, terima kasih sudah membuat mereka datang untuk ku, terima kasih banyak".

 

...


Pagi hari aku mencari tahu tentang dampak dari kalimat ambigu yang sudah ku buat dihari sebelum kami bertemu, dan benar saja pada hari dimana aku sedang tersenyum ceria, aku menemukan tulisan, yang bodohnya aku lah yang mencari tahu kenyataan itu sendiri lalu keesokan harinya tepat dimana tempat “kami” saling bertemu, aku melihat sebuah jarak yang diciptakan, sebuah kenyataan yang tercipta karna kalimat candaan yang aku utarakan kepada seorang rekan kantor. Kalimat yang seharusnya memang benar, lebih baik aku diam dibandingkan dengan mengutarakan candaan yang justru membuat sebuah jarak yang cukup mengerikan, dan sepertinya memang benar, terlalu egois bahkan hanya untuk menjadi ekspresif dengan kalimat candaan yang bahkan tidak dicari tahu kebenanaraan.

Belum juga pulih benar tetapi sudah muncul kekhawatiran – kekhawatiran baru, tapi tidak apa, bagaimanapun sebuah luka akan mengering meskipun kelak juga meninggalkan bekas. Itulah alasan mengapa aku cenderung membangun sebuah benteng yang kokoh dengan seseorang karna aku masih memiliki ketakutan akan sebuah luka. Dan aku akan cenderung menjauhi luka jika memang jarak itu benar – benar ingin diciptakan, entahlah apakah itu memungkinkan pada situasi yang sedang terjadi pada raga ini tetapi setidaknya akan jauh lebih baik menatap kedua pasang mata ku dan mencari tahu apakah itu sebuah candaan atau keseriusan,jika memang tidak ingin bersuara ataupun bertanya. Atau memang benar itu keegoisan diriku yang terlalu ekspresif karna ingin bertemu kawan lama.

Dan terakhir, beberapa hari ini aku sedang berkutat dengan istilah – istilah asing yang bahkan aku dibuat pusing hanya dengan mencarinya dimesin pencarian. Aku mencoba untuk tidak membebani seseorang dengan tugas ku yang sebenarnya mungkin terdengar aneh. Sesekali aku ingin menyerah, setiap kali membalikan lembar demi lembar halaman, belum lagi nanti ketika aku sudah benar – benar diruangan itu, entalah berapa banyak yang harus ku catat dan ku susun dengan detail karena sepertinya energi sudah benar – benar habis setelah bertarung hebat dengan puluhan file lama yang cukup bersejarah dan bergengsi dimasa.


Entah sampai kapan petarungan ini berakhir karena aku sudah benar – benar lelah bahkan kehabisan energi untuk memikirkan strategi lainnya, aku butuh perisai yang menutupi ketika aku tidak sanggup lagi berdiri tegak diantara keramaian itu. Sungguh.

Apakah sampai sini saja fris?

 

 aju gakkeumeun sum jugyeo ulgo
aju gakkeumeun ni saenggak hagon hae
na niga damgin apeun sigan soge
deonggeureoni seoseo

 Sometime by Yu Seung Eun

0 comments