//

DEEPLY TALK.

Well, adalah salah satu tulisan yang agak beda dibandingkan dengan tulisan ku sebelum - sebelumnya. Sejujurnya butuh pemikiran super ekstra buat publish dan sharing dengan tulisan ini karna ga tau lagi gimana cara mengekresikannya. 

Fris,tadi pak loren (nama aku samarkan karna takut beliau baca) tadi keruangan terus cerita katanya "friska marah ya sama saya soalnya kemarin saya sapa dia tapi saya malah dicuekin biasanya selalu dia duluan yang sapa dengan suara ceria khas imut imut gitu.

Iya. udah beberapa hari ini banyak banget yang merasa ada sesuatu yang aneh sama aku. Bahkan temen - temen terdekat mulai khawatir kalau - kalau kejadian dua tahun lalu terjadi lagi. Dan ya, aku sempet bener - bener hilang selama hampir sembilan bulan dari dunia luar. Setelah resmi menerima gelar sarjana, rasanya ada banyak sekali kekecewaan. Pertama kali merasakan sebenarnya waktu menulis skripsi, ada banyak hal - hal yang ga masuk akal dilakuin bahkan sama orang yang setiap harinya ngobrol bareng. Terlalu banyak hal - hal yang ga masuk akal sampe kecewanya sampe dititik terdalam. Lalu wisuda, dulu waktu masih jadi maba ekspetasi akan wisuda itu pasti indah tapi nyatanya cuma ijaazah dan huruf - huruf disana aja yang indah sisanya seperti formalitas tanpa kenangan. Maka dari itu sembilan bulan menurut diri dari lingkungan luar udah lebih dari cukup.

Dan hari ini pun tiba dimana banyak banget orang - orang sekitar yang mulai berani nanya tentang perubahan yang terjadi belakangan ini sama aku. Tentang menghindari lingkungan ramai dan tidak banyak bicara namun lebih sering memandangi benda yang sekarang sangat adiktif itu (hp). Kebanyakan dari mereka mungkin berasumsi bahwa aku sedang bersenang - senang dengan benda itu tetapi nyatanya aku justru seperti sedang bertaruh nyawa setiap kali memegangnya. Tentang bagaimana pandangan orang lain terhadap diri ini, beberapa hari aku acuhkan mereka, terang saja terlalu banyak memikir hal - hal yang sebenarnya menurut mereka tidak penting itu justru telah memakan ruang cukup besar dalam kepala ini. Belum lagi tentang bagaimana cara menghibur diri sendiri dan tidak siap dengan pertanyaan "kenapa?" Bukan tidak ingin berbagai rasa tetapi beberapa fakta menunjukan bahwa 80% dari mereka hanya penasaran dan menggurui seolah - olah mereka memiliki kapasitas energi yang sama dengan aku, sisanya? Mereka senang aku memiliki masalah itu. Maka dengan alasan itu juga belakangan ini lebih sering berpikir dan merenung seorang diri, menepi dari keramaian dan berhenti menatap ponsel yang terus berdering liar. Lalu puncaknya, sabtu lalu beberapa hal mulai berjalan di luar koridornya, bahkan orang yang sangat dengan pun bisa merasakan "ini ada yang ga beres". Ya, benar ada yang tidak beres dengan ku. Terlalu banyak hal yang dipikirkan dan terlalu banyak daftar yang tidak berjalan sebagaimana mestinya membuat seorang yang semula acuh dengan keadaan mulai menjadi kritis terhadap masalah - masalah ringan. Tiga hari, bahkan setelah hari itupun kondisinya bukan malah semakin baik justru memburuk. Beberapa orang terkena dampaknya.

Baru kali ini nemu orang sejahat banget itu.

Ha? Gua jahat?

Kemudian setelah dibaca kembali aku menyesalinya. Seharusnya jangan diluapin pris, jangan. Bukan dia yang jahat tapi keadaan ini maksud hati ini tapi malah orang lain yang justru jadi terkena efeknya. Memang saat itu kondisinya belum pulih betul maka orang terdekat ku tidak ingin mengambil resiko dimana aku mengemudikan sendiri kendaraan yang biasa aku gunakan ke kantor saat itu. Aku memintanya untuk menemui ku dihalte jangan didepan gerbang persis karena aku ingin menghabiskan energi negatif ku selama dalam perjalanan menuju halte sehingga ketika sampai rumah kondisinya setidaknya baik. Dan kebiasaan aneh lainnya muncul dimana aku lebih sering berjalan sendiri disebuah lahan besar, dengan menatap bebatuan kecil dan sesekali menendangnya. Masih dengan harapan semuanya membaik. Lalu keesokan harinya aku memberhentikan kendaraan di pinggir jalan raya dengan memandangi sebuah pohon besar dengan gedung luas bergaya musim gugur. Rasanya sedikit menenangkan. Tidak banyak yang menyadari mungkin tapi aku tahu ini sudah sampai di titik teratas puncak "memaklumi keadaan". Dulu setiap kali ada salah seorang teman yang murung aku cenderung yang lebih peka, mengiriminya pesan dan berakhir dengan kalimat - kalimat penghibur yang mampu membuatnya pulih, tetapi anehnya sekarang hanya satu orang yang mau mendengarkan tanpa kalimat candaan, hanya satu orang yang meluangkan sedikit waktu dan menemani ku disaat semuanya tidak benar - benar baik dan hanya satu orang yang menyadari bahwa ada yang "ga beres" dengan diri ini.

Tentang seseorang yang aku harapkan, sepertinya dia sedang sibuk atau entah lah mungkin benar - benar sibuk maka dia tidak muncul seperti biasanya. Tidak lagi menanyakan pertanyaan unik yang cukup menguras perhatianku tiap kali membacanya. Dan tidak ada lagi sorot mata yang ku temui tiap kali memandang jauh keluar jendela besar. Sepertinya aku barus saja disadarkan oleh keadaan atau memang sebenarnya seperti ini keadaaan tapi aku terlalu hanyut dalam ekspetasi dan fantasi yang kekanak - kanakan. Lucu memang, tiga hari lalu disaat kondisi ini tidak benar - benar baik, aku justru mengkhawatirkan mereka - mereka yang bahkans saat ini tengah asik mencurigai ku tentang suatu hal. Aku diminta untuk kembali memaklumi sikap mereka disaat aku sendiri pun butuh untuk di maklumi. Aku hanya meminta waktu satu hari diantara 24 hari bertemu namun pikiran dan trauma mereka seperti tidak memberikan ku ruang untuk sedikit bernafas. Disaat sehari setelahnya aku masuk justru sorot mata tajam dan pertanyaan - pertanyaan yang mengintimidasi yang aku terima belum lagi ekspetasi ku tentang seseorang yang akan memberikan tumpangan penyelamatan tapi nyata semesta memang sedang melatih mental ku untuk lebih mandiri dan sangat mandiri dibanding tahun - tahun sebelumnya.

Untuk beberapa hal yang tidak ingin terungkap justru dipaksa terungkap karena sebuah posting yang sangat menyakitkan hati. Semula tidak ingin memberi tanggapan namun salah seorang rekan mengatakan "kadang kita perlu berbicara jika mereka telah melebihi batas pris. gpp, biar ga kebiasaan" . Oleh sebab itu juga aku memberanikan diri untuk sedikit bercerita supaya tidak melebihi batasnya. Aku hanya bingung tentang bagaimana bisa seseorang mengambil sebuah kesimpulan besar disaat orang lain justru berusaha keras untuk bangkit dengan kakinya sendiri. Setiap kali aku menanyakan kebingungan itu, anehnya aku kembali dipaksa memaklumi keadaan untuk seribu kalinya. Sejujurnya sejak dulu aku tidak pernah mengutuki apa yang orang lain lakukan atau katakan pada ku. Pandangan ku bahwasanya setiap orang punya masalah masing - masing sangatlah kuat maka aku sebisa mungkin meminta semesta untuk membuat diri ku jauh lebih baik dibandingkan sibuk mengutuki yang tidak perlu. Sang pencipta tahu bahkan jauh lebih mengetahui kejadian sebenarnya jadi mengapa aku harus memintanya melakukan sesuatu hal yang sudah di lihat dan perhatikan betul - betul di atas sana.

Dan terakhir, aku berharap mental ini tidak lelah terlalu lama karena semakin lama iya meredup semakin banyak pula orang disekitar yang merasa resah atau bahkan menjadi gila karena pikiran menyelidik mereka. Bukannya ingin selalu terlihat baik, tetapi rasanya bersama beban yang bertahun - tahun disimpan cukup menguras sisi positif dan senyum manis diwajah ini. Jadi... untuk aku.

"Pris, gpp. setiap orang terkadang merasa lelah. tapi jangan terlalu hanyut"

"Pris, ada banyak orang yang mengkhawatirkan mu jadi jangan berjalan seorang diri ditengah kegelapan minta lah lentera dari mereka. Mereka yang selalu berada dibelakang mu yang jarang kamu tengok itu."

"Pris, kamu ga kalah. Memang seperti ini prosesnya. Masih sangat panjang kisah yang harus kamu tulis jadi jangan menutupnya di tengah bab." 

"Dan pris, jika dia jahat biarkanlah mungkin kelak ada seseorang yang jauh lebih berani dan lebih perasa disaat dirimu tidak benar - benar baik meskipun ditengah - tengah kesibukannya. Tidak perlu menuntut jika dia baik, dia tau kemana harus pulang dan menetap."

SEMAGAT ! 😊

 

13 Okt 2020

-FN

 

0 comments