//

LAMA - LAMA JUGA TERBIASA


Anyway hari ini masuk 3 bulan di masa pandemi. Sudah tidak terbendung lagi rasa rindu yang di simpan dan entah sudah sebesar apa rasa ingin bertemu terbentuk. Memang kita tidak sedekat kebanyakan orang lainnya, memang segalanya berjalan begitu lambat, dan memang kesalahan terbesar aku adalah baru menyadarinya setelah semuanya berjarak. Butuh super banyak analisis buat aku menyakinkan diriku sendiri bahwa memang benar ada sebuah rasa yang entah bisa disebut rasa penasaran atau rasa yang orang biasanya sebut dengan "sayang"? 

Lucu sekali tiap kali aku menyebut kata itu rasanya seperti sebuah lelucon yang kekanak - kanakan. Jelas saja bagaimana bisa seorang yang bahkan tidak peduli dengan sekeliling lingkungan hidupnya bisa menaruh perhatian bahkan rasa penasaran yang tinggi pada seseorang yang tidak pernah terbesit sebelumnya dibenak ini. Bukannya aku tidak percaya cinta hanya saja setelah ribuan kali dikecewakan dan dibohongi rasanya seperti, kata cinta itu layaknya lelucon yang hanya ada didunia imajinasi atau cerita berseri. Kemudian rasa itu tiba, memang bukan secara langsung atau hanya seperti menebak - nebak buah manggis "apa yang dia lakukan? kenapa dia seperti itu? bagaimana bisa "kita" diwaktu dan ruangan yang sama bahkan hanya berdua tanpa bicara tapi banyak rasa yang terasa?" . Pikiran konyol itu selalu saja bisa membuat fokus ku terbagi antara realita atau hanya sebuah permainan yang melibatkan imajinasi sebagai dasar teorinya. Setiap kali aku mengelak dan menghindar justru kamu melakukan sebaliknya. Kamu muncul dan melakukan hal yang memang aku membutuhkan itu untuk kuat dan ya.. ya memang aku butuh alasan itu untuk tetap bertahan disana. Tapi lucunya ketika aku mulai menaruh fokus ku padamu justru kamu melakukan sebaliknya lagi, bukan menghindar hanya saja seperti terlihat demikian dimataku. Bukan menghilang hanya saja seperti memang tidak ada bagi ku juga. Kadang aku penasaran, ah bukan.. bukan penasaran, sejujurnya aku rindu lalu aku mengirimu pesan kemudian kau balas hanya dengan kalimat - kalimat pendek yang membuat pikiran dan asumsi ku mulai menjadi liar dan tidak karuan. Ingin sekali rasanya aku marah dan membenci tindakan mu tetapi setiap kali aku bertekad kamu justru keesokan harinya bersikap sangat manis pada ku. Sekali kamu lakukan itu aku tidak menggubrisnya karna asumsi ku sudah menjadi variabel kongrit yang akan siap menuju kesimpulan pahit yang harus aku ambil. Tapi keesokan harinya lagi kamu mengirimi ku pesan, dan hebatnya lagi satu kata itu membuat segala asumsi dan variabel yang sudah ku susun menjadi abstrak.

Tue, 24 Mar 2020
"gapapa kangen doang" 09.34


Setelahnya aku terpaku beberapa detik dan memastikan apakah dia sungguh - sungguh atau hanya mencari topik yang membuat kita agar lebih dekat, maksud ku lebih dekat layaknya rekan kerja. Aku hanya takut, takut dikecewakan dan takut dibohongi. Jelas saja, terakhir kali kamu meminta nomor ku, ingat butuh berapa lama bagi mu untuk mengirimi ku pesan yang berakhir pada sebuah tanda centang biru dari mu.

Alasan berikutnya, kamu mengirimi pesan itu hanya selang dua hari dari pengumuman bahwa aku akan melakukan pekerjaan di rumah ditambah lagi hanya datang ke kantor dua atau tiga kali dalam sebulan itupun terkadang tidak selalu bersama dengan mu. Hari berikutnya kamu lebih sering lagi mengirim ku pesan, memang pembicaraan yang aneh diawal tapi jujur aku menikmatinya bukan karna topik pembicaraan yang kamu pilih tapi aku menikmati setiap usaha manis yang selalu berhasil membuat ku tersenyum manis pula. Setiap kali membaca pesan itu aku selalu penasaran dan menunggu pesan dari mu, menunggu topik apa lagi yang akan kamu sampaikan kemudian berakhir menjadi aku lah yang terlalu banyak bicara di pesan tersebut ( maaf kan aku, karna terlalu banyak bicara. Rasanya menyenangkan saja bisa bicara setelah hampir 6 bulan lebih tidak punya teman bicara selama aku disana. Bukan tidak ingin bersosialisasi, aku jelas bersosialisasi disana kamu bisa lihat sendiri kan hanya saja bagi ku bercerita dengan orang baru adalah sebuah kehati - hatian yang harus dijaga ). Lalu hari berganti minggu dimana pesan mu mulai menjadi candu bagi ku. Pesan mu yang selalu ku tunggu serta pdf adalah alasan ku supaya aku dan kamu selalu terhubung. Ah... iya, pdf itu, aku juga sangat berterima kasih padamu. Lihat bagaimana bisa kamu begitu manis mengirimiku pdf yang setiap kali aku membacanya selalu saja tidak bisa berhenti membayangkan wajah mu saat membaca ini. Berita buruknya setiap kali kamu mengirimi ku pdf itu, aku begitu dibuat bingung bahkan overthinking. Sebagian besar kisah yang kamu berikan mengarah pada cerita sedih dan menyayat hati. Setiap kali aku bertanya mengapa? kau jawab supaya tidak terulang di hidup mu, kemudian aku mulai mengerti. Ada cerita sedih sepertinya dibalik pdf - pdf yang kamu berikan untuk ku hanya saja aku tidak berani bertanya lebih jauh karna aku takut justru itu membuat mu terluka. Sejujurnya aku menunggu mu menceritakannya pada ku, tapi nyatanya hari itu tak kunjung tiba. Kamu justru memberikan hal - hal manis pada ku, tanpa aku tau bagaimana cara membalasnya.

Ohiya, apa kamu ingat misi pertama kita? ah misi, setiap kali mengingat kejadian itu aku selalu tersenyum. Dimana misi itu terjadi karna kecerobohan mu yang menantang atasan ku untuk membuktikan suatu hal. Terang saja aku sangat khawatir tiap kali kamu menyampaikan isi pikiran mu padanya. Khawatir sangat amat, bahkan setiap kali kamu berdiskusi dengannya, aku selalu seperti orang bodoh yang seolah - olah melakukan sesuatu, yang memang benar adanya aku melakukan sesuatu tapi fokus dan pikiran ku hanya tertuju ke kalian berdua. Setiap kalimat yang kamu ucapakan tersimpan jelas di memori kecil ku. Dan... klimaksnya kamu menyampaikan isi pikiran itu yang membuat ku terlibat didalamnya. Ketika aku sedang sibuk bicara dengan diriku sendiri, tentunya dalam kesunyiaan tanpa ada seorang pun yang dapat mendengar, dia justru menyebut nama ku yang membuat aku dan kamu sama kagetnya di hari itu. Maka terciptalah misi itu, misi dimana untuk pertama kalinya kamu dan aku berada diruangan, waktu bahkan pijakan kaki yang sama. Aku sempat marah ketika malam sebelumnya kamu justru mengacuhkan pesan ku memang bukan pesan manis seperti yang sering kamu kirimkan, bahkan terdengar kuno apalagi jika menyangkut pekerjaan hanya saja aku ingin memastikan apakah kamu senang dengan misi itu atau sebaliknya. Mengejutkannya keesokan paginya kamu benar - benar membuat ku kaget dengan menjemput ku dari ruangan yang tentunya membuat seluruh orang yang berada disana bersorak kegirangan, yang anehnya justru tidak berlaku bagi aku yang kaget dengan lagi - lagi perlakukan manis mu. Bahkan aku bisa mengingat dengan jelas kalimat yang kamu lontarkan kepada seisi ruangan saat itu.

"Kan saya laki - laki bu, jadi harus jemput"

Kalimat yang membuat aku bingung harus memberi tanggapan seperti apa serta lebih tepatnya bagaimana. Ah.. tidak, aku kacau di hari itu. Aku bahkan ingin sekali menenggelamkan muka ku, kalau sampai raut merah itu berani muncul dengan jelas di depan mu. Jujur saja itu sangat manis buat ku, jadi aku takut tingkah aneh ku membuat mu menjauh dan menganggap ku wanita yang aneh pula. Detik berikutnya dengan cepat aku meninggalkan keriuhan yang kamu buat dan lucunya kamu hanya tersenyum lalu menutup pintu disebalah ku.

Senang, pertama karna aku bisa keluar dari keriuhan itu dengan cara elegan ditambah dengan sudah hampir dua minggu pikiran serta emosional ku tersita dengan benda mati yang membuat ku ingin sekali membuatnya benar - benar mati saat itu. Kedua karna itu pertama kalinya bagi aku bisa melakukan misi bersama mu. Selama diruangan itu, bodohnya aku hanya menjadi ekor mu. ekor yang mengikuti kemanapun kepala dan kaki itu melangkah. Tapi lucunya setiap kali aku menjadi ekor mu, justru semakin sedikit pula kata yang terucap bahkan terkesan sunyi. Dan aku membenci kesunyian itu, aku takut kamu merasa tidak nyaman maka aku beri kamu ruang. Ketika aku sedang frustasi dengan ketidaktahuan ku, tentang darimana serta bagaimana aku harus memulai ini semua bahkan dari awal sekalipun, kamu justru diruang yang berbeda dengan ku. Langkah berikutnya, aku melakukan hal - hal yang menurut ku benar tapi nyatanya malah membuat keributan diruangan itu. Entah karna mengkhawatirkan ku atau perlengkapan yang didalamnya, kamu masuk dan membantu.
Aku bahkan tidak dapat mendengar dengan jelas langkah kaki mu, tapi suaramu sukses membuat ku kembali menjadi aneh. Lucunya, setelah kamu tau bahwa aku terlihat kebingungan, kamu mengambil alih semua. Ya semuanya, di hari itu justru kamu lah yang lebih banyak mengerjakannya dibandingkan dengan ku. Kamu juga hanya memberikan ku pekerjaan sederhana yang bahkan aku bersumpah anak sekolah dasarpun bisa melakukannya.

Setelah menjalankan misi tersebut kamu menjadi sedikit hangat. Entah lah hanya saja di hari dimana kamu menanyakan sesuatu hal pada ku, mata mu seperti terlihat berbinar atau mungkin itu hanya perasaan ku saja?. Hari berganti hari, aku jadi lebih sering menemukan mata mu dibalik kaca yang memandang kedalam ruangan ku, entah apa atau bahkan siapa yang kau cari hanya saja mengapa kedua mata ini selalu menemukan kedua mata lainnya dibalik kaca itu. Belum lagi cara mata itu memandang setiap kali aku merasa aman lalu tersenyum lebar. Mata itu, setiap kali aku mendapatinya, mereka selalu lari dan itu berhasil membuat senyum di wajah ku berubah secara otomatis menjadi lengkungan kaku, yang mungkin kamu bahkan semua orang jika sadar dapat melihatnya.

Kejujuran berikutnya adalah ketika kamu mengirimi ku pesan - pesan singkat namun sangat manis bagi ku. Ingat bagaimana kamu meminta untuk di ucapkan selamat pagi ketika kata mu, kamu baru aja bangun? Aku bahkan membacanya tersenyum puas sambil memandangi permintaan mu itu.
Melihat sikap manis mu itu membuat ku ingin sekali menjahili mu, dan benar saja kamu menjadi bertambah manis setiap kali aku menjahili mu. Astaga... mengingatnya saja sudah membuat segurat senyum di wajahku saat ini, percaya lah. Tingkah mu bahkan pesan mu, sudah menjadi sebuah candu bagi ku. Bahkan aku mengingkari diriku sendiri untuk tidak melewati batasnya. Batasan yang harusnya jangan sampai terlewati, tapi nyatanya waktu dan keadaan membuat diri ku lupa bahwa sudah ada perjanjian tidak tertulis yang sudah ku buat dengan diri ku sendiri. Bukan, bukan karna sebuah perbedaan tapi karna sebuah ketakutan. ketakutan akan dikecewakan dan ketakutan akan kebohongan. Entahlah sejak menginjakan kaki di perguruan tinggi, aku seperti lebih sering dikecewakan lebih tepatnya dibohongi bahkan dengan orang - orang yang sesungguhnya sangat ku jaga perasaannya, atau mungkin memang pada saat itu lah masa dewasa benar - benar dimulai.

Cerita berikutnya kesabaran ku kembali di uji oleh semesta. Lihat bagaimana mereka berhasil membuat ku mematikan waktu di pesan salah satu aplikasi dan detik berikutnya, yang ku lakukan adalah menghilangkan gambar yang biasanya terpajang apik di aplikasi tersebut.

Thu, 26 Mar 2020
Privacy,
Last seen, Nobody
Profile Photo, Nobody
About, Nobody
Groups, My Contacts
Status, 9 Selected.
Asal kamu tahu saja, sempat muncul pikiran gila di benak ku, jika saja malamnya kamu tidak mengirimi ku pesan. Hanya memanggil memang, hanya saja memanggil dengan cara sedikit mengubah nama ku menjadi terdengar lucu. Semalaman suntuk kamu membahas topik yang bahkan menurut ku kamu tidak terlalu menguasainya (hehehe), topik yang anehnya merupakan pembahasan yang sangat - sangat aku sukai. Malam itu, aku berhasil dibuat terlena dengan cara mu mengusir pikiran gila di benak ku sebelumnya. Awalnya memang aku mengacuhkan mu, karna terakhir kali kamu bersikap manis di pesan aplikasi tersebut, kamu bilang salah kirim, makanya setelah itu aku pastikan lagi apakah ini betul - betul salah kirim atau alibi yang selalu kamu utarakan tiap kali sikap mu sangat manis supaya aku tidak menjahili mu lagi. Aku senang masih menyimpan setiap pesan dari mu, tentunya beserta isinya, tenang aku tidak akan melupakannya untuk saat ini. Karna jujur saja pesan mu berbeda dengan orang yang biasa kebanyaakan orang lain sebut dengan hewan ampibi, padahal nyata berdasarkan penelitian hewan itu sangat setia.

Menuju kedewasaan. Ya bulan itu aku berulang tahun. Kamu tahu dari sekian banyak pesan hanya pesan mu yang ku tunggu, bahkan di tengah malam tepat di hari ulang tahun ku dengan harapan "biasanya orang istimewa akan diberi ucapan di tengah malam, bukan?". Aku memeriksanya sebanyak ribuan kali tapi realitanya tak ada pesan yang ku nanti itu. Kecewa. "ku matikan saja ponsel ini seharian, aku sebel pokoknya. Lihat bagaimana bisa hari yang ku nantikan justru membuat ku menjadi muak hanya dengan mengingatnya". Dering ponsel berbunyi, sebelumnya kunyalakan lantaran diminta untuk memastikan sesuatu hal. Ku pikir itu dari mu, bodohnya aku sudah terlalu bersemangat, sampai ibu jariku tersandung, tapi hanya seorang teman yang meminta untuk memastikannya bahwa aku harus mendengar mereka secara bersama - sama. Hari itu aku mendengarkan memang namun pikiran ku terus saja tertuju pada mu, jari ku bergerak nakal dengan membuka ruang obrolan mu tiap kali ada kesempatan dan memastikan apakah kamu mengingat hari istimewa ku ini.

"Online"

Jari kaki ku semangat, bahkan aku tidak mendengar dengan benar apa yang mereka ucapkan sampai salah seorang dari mereka menegur ku dan memastikan bahwa setiap kalimat yang mereka lontarkan di simak dengan baik oleh ku. 

Aku menunggu, menunggu dan menunggu...

Bahkan di tengah malam saat ucapan terakhir dari salah seorang teman ku yang melakukan video call pun, kamu tidak juga memberikan apa yang aku tunggu itu. "Apa sulitnya sih memberi ucapan? anak ini benar - benar berhasil membuat ku kesal jika memang itu tujuannya. Ah bodoh kamu fris, memangnya dia menjadikan mu tujuannya selama ini hah? come on". Pikiran jahat itu selalu saja menghantui ku bahkan menjelang detik - detik menuju jam bermimpi ku, sampai bisa memberanikan tangan mungil ini untuk menanyakannya, lalu benar saja hari itu dia menjahili ku. Asal kamu tahu itu berhasil, berhasil 100%.

Sun, 26 Apr 2020
"Happy Birthday ya pris" 04.41

...

"Biar sweet" 04.46

Disaat aku ingin sekali marah padamu justru kamu bilang dihari itu juga, aku lah yang membuatnya frustasi. Pikir ku "apakah dia juga ga tidur gara - gara aku? masa iya?"

Manis, ya. Saking manisnya sampai aku sudah berada jauh didepan garis batasan ku. Dan lucunya aku baru tersadar ketika kamu tidak lagi mengirimi ku pesan sesering dulu. Setalah kita sudah lama sekali tidak bersua, ketika kamu sudah jarang sekali mengunjungi ku diruangan dan ketika... ketika mulai ada pembatasan akan jadwal untuk bekerja.

Aku kamis dan kamu senin. 

Kamu rabu dan keesokan harinya aku jumat. 

Ku pikir semuanya tidak akan semengkhawatirkan ini, tapi nyatanya tidak hanya waktu yang berhenti memihak bahkan pesan mu pun sudah tidak lagi memihak pada ku. Hanya satu dua kali kamu mengomentari tautan ku sisanya hanya menjadi penonton yang bahkan tidak bisa ku lihat. Setiap kali aku menginjakan kaki ditempat yang mempertemukan kita, setiap kali itu juga aku berharap ada keajaiban hebat yang memihak kita, tidak apa meski hanya sekali setidaknya aku suka rasa aneh itu.
Hari berikutnya kamu mengirimi ku pesan, ya pesan yang begitu berbeda yang berhasil membuat ku tersenyum berat di tengah malam. Bukan pesan sedih memang, hanya saja waktu itu kondisi kesehatan ku tidak sebaik biasanya. Memang aku baru membacanya tengah malam, padahal sejujurnya aku sudah berencana mengirimi pesan sedari pagi hanya saja itu hari kelima ku dimana kondisinya semakin buruk. Ada sekitar 4 sampai 5 buah benda asing yang harus ku telan dengan alibi para ahli demi kebaikan ku. Disamping itu, di tengah pandemi seperti ini aku tidak mau segalanya semakin buruk apalagi seharian orang - orang itu melarang ku hanya sekedar membuka handphone atau bahkan didepan komputer. Virus itu menyerang organ vital dimana aku punya sejarah yang sangat amat buruk juga dengan organ tersebut, maka jangan heran jika kebanyakan orang disekitar ku sangat banyak bicara tiap kali aku terlalu terlena dengan pekerjaan sampai melupakan jam untuk bertahan hidup. Kembali ke pesan mu, hanya tengah malam lah aku terbebas dari pengawasan, maka dari itu, aku untuk pertama kalinya bersyukur kondisi buruk membangunkan ku dari mimpi gelap dan membalas pesanmu dengan kekuatan tenaga yang ku punya serta rasa ketidaknyaman yang menyerang selama semalam suntuk. Memang kamu tidak membalasnya, bahkan sampai berhari - hari. Kamu berhasil membuat ku membenci untuk membuka ponsel di hari itu, kemudian aku bertekad untuk pulih dan menyimpan tenaga ekstra untuk menjahili mu lagi di pesan aplikasi tersebut keesokan harinya. Selang dua hari setelah aku mengirimi mu pesan, memang kalimatnya sangat aneh, mungkin bisa dibilang kalimat itu seperti memang dilahirkan untuk ku jika saja hak paten bisa berupa kalimat sudah ku paten kan kalimat itu menjadi miliki ku seorang, agar kamu paham siapa yang mengirim pesan itu. Disaat aku siap untuk menjahili mu justru kalimat berikutnya tidak kamu beri tanggapan. Kecewa memang tapi ya sudah lah.

Tue, 26 May 2020
isi pikiran ku
"kan tenaganya bisa buat yang lain, selfie misalkan atau menjahili diri sendiri dengan mengatakan baik - baik saja padahal sebaliknya?" 

Sekarang entah sudah hari keberapa kamu belum juga mengirimi ku pesan seperti biasanya. Ya.. ya biasanya tiap kali aku mengganti atau bahkan mematikan gambar yang terpasang manis di pesan aplikasi itu kamu selalu saja memanggil nama ku. Aku mencoba untuk tetap berasumsi positif dan menunggu mu. Seseorang memberikan ku saran untuk memulainya terlebih dahulu hanya saja aku belum siap jika harus menerima kenyataan bahwa mungkin kamu sudah mulai "tidak penasaran" lagi dengan ku, atau mungkin kamu sudah tidak tertarik lagi bermain imajinasi seperti cerita berseri. Terbiasa, ya lama kelamaan aku menjadi terbiasa dengan hidup seperti sedia kala. Terbiasa dengan menjadi seseorang yang tidak lagi peduli dengan lingkungan sekitar ku. Terbiasa menjadi diriku yang sebelum mengenal mu. Bohong jika aku bilang semuanya sudah mulai terbiasa, ada kalanya aku memeriksa keadaan mu dengan cara ku. Bulan depan adalah bulan yang penuh dengan harapan. Harapan dimana aku bisa mengetahui perasaan apa ini sebenarnya, harapan dimana aku bisa mengetahui apakah ini sebuah permainan yang menuntut "imajinasi" manis seperti cerita berseri dan harapan untuk happy ending.




06 June 2020,
-FN 

0 comments