//

Cerita Singkat (Still With You)

 


๐ŸŽต๋‚  ์Šค์น˜๋Š” ๊ทธ๋Œ€์˜ ์˜…์€ ๊ทธ ๋ชฉ์†Œ๋ฆฌ

Nal seuchineun geudaeui yeoteun geu moksori

That faint voice of yours that grazed me


๋‚ด ์ด๋ฆ„์„ ํ•œ ๋ฒˆ๋งŒ ๋” ๋ถˆ๋Ÿฌ์ฃผ์„ธ์š”

Nae ireumeul han beonman deo bulleojuseyo

Please call my name one more time


์–ผ์–ด๋ฒ„๋ฆฐ ๋…ธ์„ ์•„๋ž˜ ๋ฉˆ์ถฐ ์„œ์žˆ์ง€๋งŒ

Eoreobeorin noeul arae meomchwo seoitjiman

I'm standing under the frozen light, but


๊ทธ๋Œ€ ํ–ฅํ•ด ํ•œ ๊ฑธ์Œ์”ฉ ๊ฑธ์–ด๊ฐˆ๋ž˜์š”

Geudae hyanghae han georeumssik georeogallaeyo

I'll walk step by step towards you


Still with you

Still with you ๐ŸŽต


“Lagu yang bagus”.


Belakangan ini aku sulit sekali untuk tidur tenang, entahlah bahkan beberapa buku tebal sekalipun tidak bisa membuat fokusku teralih dari semua teka - teki misteri yang bahkan tingkat kesulitannya pun melebihi sebuah kasus audit besar. Beberapa kali pula aku mencoba untuk memahami setiap detail yang kamu lukis pada kisah ini tetapi tetap saja, hanya sebuah kegelapan yang aku temukan di ujung jalan sana. Aku berjalan di tengah pepohonan luas, dengan bunga - bunga berwarna putih bertaburan ditepinya.


“Warna kesukaanku. Aku merindukan mu”.


Sambil mendengarkan sebuah lagu manis pada kondisi yang benar - benar tragis. Jika saja kamu tahu, bahkan butuh keberanian besar hanya untuk mendengarkan lagu ini. Setiap lirik dan arti yang tertulis sungguh, benar - benar seperti sebuah suara hatiku yang ingin sekali rasanya kamu mendengar ini.  Setiap pijakan yang aku lalui selalu saja mengingatkan ku tentang... tentang betapa manisnya kisah yang sempat menjadi cerita menarik setiap kali orang - orang terdekat bertanya. Tempat yang penuh kenangan. Entahlah rasanya benar - benar berat ketika aku menginjakan kaki pada tempat dimana waktu dan semesta mempertemukan kita. Aku ingat dengan jelas, bagaimana kamu menceritakan hari pertama mendatangi tempat ini, hujan dan pelangi. Ada begitu banyak kata yang tersimpan manis dalam memori kecil ku. Berjalan dengan cuaca yang sama seperti pertama kali kamu mengunjungi tempat ini, namun tanpa pelangi sebagai penghias diantara kumpulan awan berwarna putih itu.  


Ketika aku menuliskan kata tamat pada kisah itu, sesungguhnya aku sudah menunggu selama sebulan lebih. Satu bulan, aku memperhatikan dan menganalisa seberapa besar asumsi yang selama ini menghantui tidur ku. Di hari kamis, tepat dimana untuk kedua kalinya kita bertemu, aku ingat kamu meminta ku menunggu sementara kamu melakukan sebuah pertemuan tentang pekerjaan. Sungguh sangat menyenangkan rasanya menjadi bagian dalam sejarah kecil itu, ekspetasiku mengatakan bahwa saat itu mungkin kamu mengkhawatirkan ku ketika menunggu seorang diri diluar, tapi percayalah aku tersenyum dan mengatakan dalam hati, sangat menyenangkan menunggu mu seperti ini, rasanya seperti telah menjadi bagian penting dalam hidup mu. Hari itu kamu bahkan mengkhawatirkan ku karna beberapa cerita yang tidak sengaja ku dengar dari luar. Kamu melakukan intrograsi dadakan yangmana aku selalu saja mengalihkan pertanyaan itu dengan pertanyaan lainnya. Sangat manis. Aku tersenyum dibalik kain yang menutupi ku dari debu saat itu, aku tersenyum ketika kamu sibuk membantu ku sampai tidak begitu terlalu memperhatikan mungkin. Dan di hari itu juga untuk pertama kalinya aku menghubungi dimana ada begitu banyak telepon dari mu yang selalu saja terlewatkan tanpa sengaja oleh ku. Sungguh menyenangkan rasanya. Duduk disebuah kursi kayu dengan pemandangan indah awan berwarna biru. Menunggumu dengan kondisi online namun tanpa memberi kalimat penerang sudah sejauh mana. Dengan lembaran kertas yang menjadi bahan bacaan dan sesekali berdiam untuk mendengar suara pijakan kaki seseorang. Sungguh mendebarkan.


Namun sehari setelah, semuanya berubah. Entahlah, bahkan perubahan itu berlanjut dihari - hari berikutnya. Semakin hari semakin menyeramkan. Ketika aku berusaha memikirkan hal positif namun tingkah dan perkataan mu selalu saja mendukung segala asumsi yang sangat ironi belakangan ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi, yang jelas rasa benar - benar seperti kamu sudah menyelesaikan sebuah permainan yang mungkin hanya kamu dan hatimu yang tahu. Setiap kali bertemu, ada begitu banyak hal yang ingin sekali aku tanyakan namun nampaknya sikap dan tingkah mu tidak mengijinkan ku melakukannya. Jika memang ini adalah sebuah permainan yang mungkin begitu menyenangkan untuk mu, entahlah rasanya benar - benar menyakitkan. Atau mungkin ini caramu untuk melindungi hatimu sementara tidak untuk hati ku. Beberapa kawan mengatakan bahwa mungkin saja sedang membutuhkan ruang, maka aku mencoba untuk memberikan hal tersebut untuk mu, namun semakin hari semakin jauh. Dulu aku selalu menantikan sosok acuh yang sering kali melintas didepan sebuah jendela besar, berusaha setenang mungkin dan tetap dengan sikap yang tidak terlalu ekspresif.


“Jadi hari ini masuk, untung lah”.


Tetapi belakang justru kamu lebih memilih jalur memutar dibandingkan dengan melewati sejarah itu. Dari kejauhan aku memperhatikan namun lagi - lagi dengan sikap tenang yang mungkin tidak kamu sadari bahwa sesungguhnya aku mengkhawatirkan perubahan itu. Tidak ada lagi seseorang yang selalu melindungi ku setiap kali aku membutuhkan sosok itu. Ketika kamu memilih sebuah kalimat menghindar maka sebisa mungkin aku menerimanya sekalipun dengan sejuta kekhawatiran sebagai rekan yang selalu mengiri proses penjajakan ini. Keesokan harinya aku melihat mu menghapus lukisan manis yang biasa menjadi penghias saluran komunikasi kita. Aku sangat khawatir. Aku mengkhawatirkan mu sampai - sampai aku tidak bisa tidur dengan tenang. Mengirimi pesan ditengah malam kepada beberapa rekan dengan alasan untuk sedikit melegakan. Ingin sekali rasanya aku berbicara dengan mu namun sepertinya kamu benar - benar tidak ingin di ganggu hari itu. 


Belakangan ini ada begitu banyak orang berbicara dengan ku namun entahlah rasanya hanya seperti sebuah gema. Aku tengah duduk seorang diri disebuah ruang yang tidak terlalu besar, dengan jendela dan pohon besar diluar sana. Melihat orang lalu lalang, lalu tiba - tiba sebuah kenangan manis terulang dengan kita sebagai bayangan diantara mereka. 


“Aku merindukan kita”.


Minggu lalu aku meminta beberapa orang yang selalu mengganggu kita dengan kalimat candaan mereka untuk tidak melakukan itu kembali. Aku meminta mereka bukan karna aku pun ingin menciptakan jarak seperti yang sedang kamu lakukan saat ini. Aku melakukannya karna aku takut kamu semakin tidak nyaman lalu semakin membenci sejarah kita beberapa waktu lalu. 


๐ŸŽต์–ด๋‘์šด๋ฐฉ ์กฐ๋ช… ํ•˜๋‚˜ ์—†์ด

Eoduunbang jomyeong hana eopsi

With no light in the darkroom


์ต์ˆ™ํ•ด์ง€๋ฉด ์•ˆ ๋˜๋Š”๋ฐ

Iksukaejimyeon an doeneunde

I shouldn't get used to it


๊ทธ๊ฒŒ ๋˜ ์ต์ˆ™ํ•ด

Geuge tto iksukae

But I'm used to it again


๋‚˜์ง€๋ง‰์ด ๋“ค๋ฆฌ๋Š”

Najimagi deullineun

The low-pitched sound of this air conditioner


์ด ์—์–ด์ปจ ์†Œ๋ฆฌ

I eeokeon sori

If I don't have this,


์ด๊ฑฐ๋ผ๋„ ์—†์œผ๋ฉด

Igeorado eopseumyeon

I will fall apart


๋‚˜ ์ •๋ง ๋ฌด๋„ˆ์งˆ ๊ฒƒ ๊ฐ™์•„

Na jeongmal muneojil geot gata

We laugh together, we cry together



ํ•จ๊ป˜ ์›ƒ๊ณ  ํ•จ๊ป˜ ์šธ๊ณ 

Hamkke utgo hamkke ulgo

I guess these simple feelings


์ด ๋‹จ์ˆœํ•œ ๊ฐ์ •๋“ค์ด

I dansunhan gamjeongdeuri

were everything to me


๋‚ด๊ฒ ์ „๋ถ€์˜€๋‚˜ ๋ด

Naegen jeonbuyeonna bwa

When will it be?


์–ธ์ œ์ฏค์ผ๊นŒ

Eonjejjeumilkka

If I face you again


๋‹ค์‹œ ๊ทธ๋Œˆ ๋งˆ์ฃผํ•œ๋‹ค๋ฉด

Dasi geudael majuhandamyeo

I will look into your eyes


๋ˆˆ์„ ๋ณด๊ณ  ๋งํ• ๋ž˜์š”

Nuneul bogo malhallaey

And say I missed you


๋ณด๊ณ  ์‹ถ์—ˆ์–ด์š”

Bogo sipeosseoyo ๐ŸŽต


“Lirik yang indah”.


Hari itu di sebuah ruangan yang benar - benar sunyi aku tertunduk lemah, dengan sejuta pertanyaan yang bahkan sampai saat ini pun masih saja menjadi misteri. Menerima pesan dari mu namun lagi - lagi hanya seputar pekerjaan. Hanya sedikit kalimat yang tertuang darimu namun nampaknya aku terlalu banyak menulis pada pesan itu sehingga membuatnya selalu saja kembali pada topik pembicaraan yakni pekerjaan. Sejujurnya ada begitu banyak hal yang terjadi selama kamu menghindari ku, entalah lah semesta seolah - olah sedang melatihku menjadi pribadi yang kuat di hari itu. Bahkan belakangan aku jadi lebih sering menarik nafas dan memperhatikan layar komputer namun dengan tatapan hampa. Menerima panggilan telepon dan sesekali menjawab kekhawatiran beberapa teman. 


Belakangan ini juga aku tidak terlalu tertarik dengan makanan, entahlah sepertinya semakin sering memikirkan justru semakin buruk respon dari raga ku. Tengah malam aku selalu terbangun dengan kenyataan pahit bahwa aku menulis kata tamat tanpa kalimat penerang. Ada begitu banyak teman yang mengkhawatirkan ku tetapi rasanya seperti berjuang seorang diri jika tidak ada kamu yang menjadi bagian kecil dalam perjuangan itu. 


“Nangis aja gpp, kadang nangis itu bukan tanda kalo lu lemah kok fris. Kasian hati lu, biar lega”.


Puluhan kali aku memikirkan hal itu namun nyatanya tidak semudah seperti mereka katakan. Seminggu terakhir aku memilih jalur memutar setiap kali pulang dengan alasan setidaknya sedikit melegakan. Waktunya bahkan tidak banyak lagi, namun seperti semesta belum memberikan tanda bahwa akan ada kalimat penerang setelah kesalahan pada kata tamat. Mereka bilang, kita perlu bertemu untuk menemukan jawaban dari semua pertanyaan ku namun tentunya kali ini dengan ekspetasi yang tidak terlalu tinggi seperti dulu. Mereka bilang mungkin karna sikap dingin dan acuh yang sering aku lakukan pada siapapun membuat kamu merasa seperti tidak dihargai. Tetapi mereka bilang jika memang sebuah kisah menjadi milik kalian sekalipun saling menghindar percayalah semesta punya sejuta cara mempertemukan kalian, kapanpun dan dimanapun. Dan jikalau memang semesta memberikan lebih dari itu, berarti sebetul terlalu gegabah menulis kata tamat pada kisah yang sebetulnya mungkin masih menjadi misteri menarik yang selalu dinanti - nanti jawabannya. Dan terakhir mereka bilang bahkan beberapa kisah memang harus sedikit tertunda bukan karna tidak lagi menarik tetapi lebih kepada seberapa kosong setiap bagian yang coba kalian lakukan secara terpisah. Memberi pelajaran tentang betapa penting dan berartinya satu sama lain untuk tidak melakukan kesalahan serta kebodohan yang sama. Dan fris, percayalah juga semesta pun punya jawaban buruk jika memang itu yang akan terjadi diantara kalian. Ikhlas dan kesabaran adalah kunci dari segalanya. Tunggu saja biar semesta yang menjawabnya. Entah baik ataupun buruk. Siap tidak siap dan mau tidak mau. Jadi jangan menyiksa hati mu lebih jauh lagi, tenanglah, jika dia baik, dia tidak akan pernah sanggup melihat mu terluka ataupun dilukai seorang diri diluar sana.


Dan pertanyaannya,


Apakah kamu tidur tenang diluar sana?


...


๐ŸŽต๋‚  ๋ฐ”๋ผ๋ณด๋Š” ํฌ๋ฏธํ•œ ๋ฏธ์†Œ ๋’คํŽธ์—

Nal baraboneun huimihan miso dwipyeone

Behind the faint smile that looked at me


์•„๋ฆ„๋‹ค์šด ๋ณด๋ž๋น›์„ ๊ทธ๋ ค๋ณผ๋ž˜์š”

Areumdaun boratbicheul geuryeobollaeyo

I'm going to draw a beautiful purple


์„œ๋กœ ๋ฐœ๊ฑธ์Œ์ด ์•ˆ ๋งž์„ ์ˆ˜๋„ ์žˆ์ง€๋งŒ

Seoro balgeoreumi an majeul sudo itjiman

We may not be on the same page


๊ทธ๋Œ€์™€ ํ•จ๊ป˜ ์ด ๊ธธ์„ ๊ฑท๊ณ  ์‹ถ์–ด์š”

Geudaewa hamkke i gireul geotgo sipeoyo

But I want to walk this path with you


Still with you

Still with you

Still with you ๐ŸŽต 


Still with you by jeon jungkook

0 comments