//

PENGANTAR MANAJEMEN PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MANAJEMEN DAN EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

A.  PENGANTAR
Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia,mengapa demikian karena pada dasarnya  manusia dalam kehidupan sehari - harinya tidak bisa terlepas dari  prinsip - prinsip  manajemen. Baik langsung maupun tidak langsung, baik di sadari ataupun tidak disadari manusia menggunakan prinsip – prinsip dari manajemen. IImu manajemen  ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke-20 dibenua Eropa barat dan Amerika. Dimana dinegara - negara  tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusiindustri, yaitu perobahan - perobahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragam jenisnya.

Sekarang timbul suatu pertanyaan "Siapa sajakah  yang  sebenarnya memakai manajemen?" Apakah hanya digunakan diperusahaan saja atau apakah hanya  di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam segala bidang,bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan, dimana orang - orang saling bekerja sama untuk  mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

1. PENGERTIAN MANAJEMEN
Pengertian dapat di lihat dari tiga pengertian :

1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3. Manajemen sebagai suatu ilmu (sciense) dan sebagai seni (art)

Manajemen sebagai suatu proses,melihat bagaimana cara orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat  dilihat dari pengertian menurut :

1. EncylopediaofTheSocialScience,yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
Di kemukakan oleh marry parker follet (1997) Manajemen adalah seni atau proses menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.
2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain,mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
3. Georgy R.Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.

Pengertian manajemen  sebagai suatu ilmu dan  seni dari :

1. Chaster I Bernard dalam  bukunya  yang berjudul  The function  of the Executive,bahwa manajemen yaitu seni dan  iImu,juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O'donnel dan Geroge R Terry.
2. Marry Parker Follet menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Jadi dapat di simpulkan juga bahwa manajemen pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terikat  dengan pencapaian tujuan.

2. LINGKUNGAN EKTERNAL DAN JENISNYA
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang di hadapi oleh seorang manajer. Perbedaan dan kondisi lingkungan terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau ekstern. Untuk mencapai tujuan organisasi tidak lepas dari lingkungan ekstern yang terjadi, apalagi bagi organisasi atau perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu manajer harus memperhatikan dan mempertimbangkan unsur-unsur serta kekuatan-kekuatan lingkungan ekstern dalam setiap kegiatan manajemen.
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer. Disamping itu juga akan mempengaruhi manajer dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat.
Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan ekonomi, peraturan pemerintah, perilaku konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.

Lingkungan eksternal dibagi menjadi 2 yaitu :
Lingkungan mikro
lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedian,langganan,para pesaing,lembaga perbankan dan bukan bank dan lain sebagainnya.

Lingkungan makro
lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung seperti kondisi perekonomian,perubahan teknologi, politik, sosial dan lain sebagainnya.

Lingkungan mikro
- Pelanggan (customer)
mereka yang secara langsung memanfaatkan,menggunakan, dan mengajukan permintaan atas barang atau jasa yang di tawarkan oleh organisasi.

- Pesaing (competitor)
organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan organisai yang kita jalanakan.

- Pemasok (supplier)
pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari sebuah organisasi, khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan produksi barang jadi dari berbagai jenis bahan baku.

- Partner strategi (strategic partner)
perusahaan lain yang menjalankan bisnis berbeda dengan perusahaan kita,tetapi secara bersama-sama bisa menjadi mitra kita dalam menjalankan bisnis yang saling menguntungkan.

Lingkungan makro dibagi menjadi 2 yaitu lingkungan local dan internasional. Lingkungan local

- Regulators
pihak-pihak yang berkepentingan dalam menciptakan keadaan dan kegiatan bisnis yang fair dan aman bagi semua pihak yang ingin menjalankan bisnis.

- Pemerintah (Government)
pihak yang atas legitimasi politik tertentu di suatu negara, diangkat dan bertugas untuk mewujudkan masyarakat kearah yang lebih baik dalam pembangunan di segala bidang.

- Masyarakat umum (society)
keseluruhan pihak yang tidak termaksud ke dalam lingkungan-lingkungan yang disebutkan diatas.

Lingkungan international dapat berupa peraturan internasional (international law),pasar keuangan international (international financial markets),kesepakatan antarnegara dalam suatu kegiatan tertentu (ASEAN,WTO,G07 dansebagainnya.)




3. LINGKUNGAN UMUM PERUSAHAAN
Jenis-jenis lingkungan umum perusahaan

A. Terikat keadaan alam
Letak perusahaan yang terikat alam pada umumnya karena ketersediaan dan kemudahan bahan baku. Perusahaan yang berkaitan dengan bahan-bahan tambang pada umumnya terletak di daerah faktor produksi alamnya.

B. Terikat sejarah
Dalam hal ini perusahaan menjalankan aktivitasnya di suatu daerah tertentu karena alasan yang hanya dapat  dijelaskan berdasarkan sejarah.

C. Terikat oleh pemerintah
Dalam hal ini letak perusahaan ditentukan pemerintah atas dasar pertimbangan politik, keamanan, kesehatan, dan sebagainya.

D. Dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi
Faktor-faktor yang berpengaruh penting dalam kaitannya dengan pemilihan letak perusahaan yang bersifat industri adalah kedekatan dan ketersediaan bahan mentah, ketersediaan tenaga air, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan modal, kemudahan transportasi serta kedekatan pasar, dan kesesuaian iklim.

Cara membedakan lingkungan alam dan lingkungan organisasi :

Lingkungan organisasi dan lingkungan alam saling berhubungan, oleh karena itu manajer juga perlu memperhatikan lingkungan organisasi dan lingkungan alam karena keduanya berkaitan satu sama lain baik langsung maupun tidak langsung. Dahulu manajemen suatu organisasi sedikit sekali menaruh perhatian pada lingkungan organisasi dan lingkungan alam, hal itu karena mereka menganggap sumber daya alam tidak akan pernah habis. Itulah sebabnya mereka mendapat tekanan dari kelompok-kelompok luar agar lebih memperhatikan dampak operasionalnya terhadap lingkungan alam. Lingkungan organisasi di bagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal dan eksternal.

Bagaimana organisasi menanggapi lingkungan alam?

A. Disiplin
Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.

B.Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan
Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.

C.Komunikasi
Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegiatan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.

4. LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN
Jenis-jenis lingkungan internal perusahaan :
Tenaga kerja, Peralatan dan mesin, Permodalan (pemilik, investor, pengelolaan dana), Bahan mentah, bahan setengah jadi, pergudangan, Sistem informasi dan administrasi.
Pihak yang berkepentingan dari sebuah organisasi
- Manajer
Kecenderungan teknologi, politik, ekonomi, sosial dapat mempunyai pengaruh besar pada keberhasilan organisasi.manajer harus memperhatikan lingkungan alam apabila ingin melestarikan dunia untuk generasi masa akan datang yaitu dengan kemampuan manajer mengindentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengdiagnosa dan bereaksi atau tanggap terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi sangat diperlukan untuk mempertahankan keberadaan dan mengembangkan organisasi.

5. HUBUNGAN LINGKUNGAN DAN ORGANISASI
Bentuk pengaruh lingkungan terhadap organisasi
Lingkungan organisasi secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak berhingga (infinite) dan mencakup seluruh elemen yang terdapat di luar suatu organisasi. Dalam kenyataannya, tidak semua elemen lingkungan tersebut berpengaruh secara langsung terhadap organisasi.
Berbagai pendapat menyatakan bahwa lingkungan sebuah organisasi (perusahaan Industri ) terdiri dari bermacam-macam segmen, seperti industri, bahan baku, tenaga kerja, keuangan, pasar, teknologi, kondisi ekonomi, pemerintah, dan kebudayaan.

Industri
Segmen ini berpengaruh terhadap ukuran organisasi, intensitas promosi yang perlu dilakukan, jenis konsumen, serta tingkat keuntungan rata - rata dari seluruh organisasi yang bergerak di sektor kegiatan tersebut. Banyaknya organisasi yang bergerak di sektor kegiatan yang sama berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian dalam persaingan antara organisasi.

Bahan Baku
Organisasi mendapatkan bahan baku dari lingkungannya. Kerap kali, lingkungan tidak menyediakan bahan baku dalam jumlah yang cukup, ataupun bahan baku tersedia dengan harga yang tinggi, sehingga membahayakan bagi organisasi.

Tenaga Kerja
Organisasi perlu mendapatkan tenaga kerja dengan tingkat keahlian, kualifikasi, dan jumlah yang cukup. Jika kebutuhan tenaga kerja ini tidak dapat dipenuhi oleh lingkungan, organisasi akan mendapatkan kesulitan dalam menghasilkan output.

Keuangan
Segmen ini menggambarkan tingkat kemudahan untuk memperoleh sumber keuangan bagi organisasi.Bursa saham, pasar modal, bank, dan perusahaan asuransi merupakan bagian dari segmen keuangan ini.

Pasar
Segmen ini menggambarkan besarnya permintaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Segmen pasar berpengaruh terhadap organisasi melalui besarnya permintaan akan output organisasi.

Teknologi
Teknologi yang merupakan pengetahuan serta teknik-teknik yang digunakan untuk membuat produk ataupun jasa, berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi. Tingkat teknologi yang digunakan berpengaruh terhadap ukuran dan tingkat keahlian yang harus dimiliki dalam organisasi. Organisasi yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi seringkali terpaksa menghentikan kegiatannya.

Kondisi ekonomi
Segmen ini menggambarkan keadaan umum dari perekonomian daerah ataupun negara dimana suatu organisasi berada. Kondisi ekonomi ini antara lain digambarkan oleh besarnya daya beli konsumen, baku dan tenaga kerja, tingkat permintaan terhadap produk suatu sektor, dan kapasitas produksi total dari sektor.

Pemerintah
Segmen ini mencakup peraturan-peraturan dan sistem pemerintahan, serta sistem politik yang melingkupi organisasi.

Kebudayaan
Segmen ini mencakup karakteristik demografis dan sistem nilai yang berlaku pada masyarakat dimana organisasi berada. Karakteristik demografis mencakup distribusi  penduduk menurut umur, distribusi pendapatan, tingkat pendidikan, penyebaran penduduk, dan sebagaimana.

6. TANGGUNG JAWAB DAN ETIKA MANAJER

Etika dan tanggung jawab sosial masa kini

Etika secara luas dan sederhana didefinisikan sebagai pengetahuan mengenai bagaimana keputusan kita mempengaruhi orang lain.Sadar atau tidak sadar , kita terlibat dalam pemikiran etika setiap hari dalam kehidupan kita. Untuk meningkatkan pemahaman etika, kita harus menganalisa secara eksplisit dan mempraktikan setiap hari. Istilah kunci dari bahasa etika adalah : nilai, hak, kewajiban, peraturan, dan hubungan.
Salah satu masalah konsep tanggung jawab sosial berkaitan dengan implementasikannya yang spesifik. Beberapa kritik menyatakan bahwa pengertian “tanggung jawab sosial” memberi peluang tentang eksekutif bisnis untuk memilih kewajiban sosial perusahaan mereka sesuai dengan keyakinan mereka sendiri. Menurut kritik ini, pengertian tanggung jawab perusahaan menjadi pelindung untuk nilai-nilai pribadi dari beberapa orang yang berkuasa.
Perubahan konsep tanggung jawab sosial

A. Kepekaan Sosial Perusahaan
Menurut Robert Ackerman, yang seharusnya menjadi sasaran upaya sosial perusahaan adalah kepekaan sosial, bukan tanggung jawab sosial. Kepekaan perusahaan terhadap isu sosial harus mempunyai daur hidup, mulai dengan identifikasi masalah, penelitian masalah dan pemikiran berbagai cara untuk menangani masalah serta diakhiri dengan implementasi penyelasaian.

B. Prestasi Sosial Perusahaan
Menyatakan bahwa arena perdebatan tanggung-jawab sosial dibentuk oleh prinsip ekonomi, hukum dan etika.Misalnya adanya dukungan bagi perusahaan untuk bebas bertindak  (prinsip ekonomi), hak publik untuk menyelamatkan tempat kerja (prinsip hukum) dan peluang yang sama besar untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan menggunakan prinsip-prinsip ini, akan tercipta kontrak sosial antara bisnis dan masyarakat yang mengizinkan perusahaan untuk bergerak sebagai agen moral.

Pergeseran etika
Dalam melakukan operasi, perusahaan cendrung melakukan tanggung-jawab social yang mengarah ke pelaksanaan etika. Dalam melaksanakan etika bisnis ada empat tingkat pertanyaan yang harus diajukan, yaitu: masalah sosial, pihak yang berkepentingan, kebijakan internal dan pribadi.

Unsur-unsur etika
Nilai dan norma termaksud jarang sekali di bahas dalam manajemen,khususnya perwujudan nilai dan norma ini melalui personal atau orang-orang yang duduk dalam manajemen.
Nilai merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang,cara berfikir dan perilaku seseorang.
- Nilai personal
Cara pandang,cara berfikir, dan keyakinan yang di pegang oleh seseorang sehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya.
- Nilai terminal
Pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilaku,yang di dorong oleh motif dirinya dalam melerai sesuatu.
- Nilai instrumental
Pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus di perhatikan dan harus dijalankan.

B. Hak dan Kewajiban
Hak adalah pernyataan yang membenarkan seseorang mengambil tindakan tertentu. Kewajiban adalah keharusan untuk mengambil langkah-langkah tertentu seperti membayar pajak, mematuhi undang-undang untuk menghormati orang lain.

C. Peraturan Moral
Peraturan moral adalah peraturan yang menyangkut tingkah laku yang sering kali menjadi kebiasaan sebagai nilai moral. Peraturan ini membinbing seseorang melewati situasi dimana terjadi benturan kepentingan yang bertentangan. Nilai-nilai sering diserap dari peraturan moral yang mengatur tingkah laku.

7. MANAJEMEN DAN GLOBALISASI
Pengertian globalisasi

Kata globalisasi sebenarnya merupakan serapan dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris globalization. Kata globalization sendiri sebenarnya berasal dari kata global yang berarti universal yang mendapat imbuhan -lization yang bisa di maknai sebagai proses.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungannya dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia, yakni dengan melalui perdagangan, budaya, investasi, perjalanan dan lain sebagainya, sehingga tidak ada lagi batas – batas negara.
Globalisasi juga dapat berarti proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.
Ulrich Beck, seorang pemikir filsafat sosial Jerman, mengatakan bahwa dalam globalisasi ada tiga pengertian kunci, yakni sebagai berikut :

1. Deteritoriallisasi
Yakni batasan – batasan geografi ditiadakan atau dianggap tidak lagi berperan dan tidak lagi menentukan perdagangan antarnegara.

2. Transnasionalisme
Yakni tidak ada batasan – batasan geografis. Hal ini membuat kita mudah dalam melakukan transaksi atau perdagangan secara global.

3. Multilokal/Translokal
Yakni memberikan kesempatan kepada manusia dari berbagai belahan dunia membuka cakrawala hidupnya seluas dunia, tanpa kehilangan kelokalannya.

Ciri – ciri globalisasi :
a. Adanya pertukaran informasi dari suatu negara ke negara lain.
b. Adanya keterbukaan suatu negara terhadap masyarakat negara    lain  
c. Adanya lembaga atau konsulat suatu negara di negara lain.

Pengertian globalisasi menurut para ahli :
Thomas L. Friedman.
Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.

Merriam Webster Dictionary.
Perkembangan ekonomi global yang semakin terintegrasi ditandai terutama oleh perdagangan bebas, arus modal yang bebas, dan menekan lebih murah pasar tenaga kerja asing.

Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan.
Globalisasi adalah proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi dari integrasi transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan non-manusia.

Malcom Waters.
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.

Anthony Giddens.
Globalisasi sebagai ‘intensifikasi hubungan sosial seluruh dunia yang menghubungkan daerah yang jauh dalam sedemikian rupa sehingga kejadian lokal dibentuk oleh peristiwa yang terjadi bermil-mil jauhnya dan sebaliknya’.

Princenton N. Lyman :
Pengertian Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.

Malcom Waters :
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.

Emanuel Ritcher :
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia

Globalisasi dan daya bersaing

Era globalisasi adalah suatu era dengan persaingan ketat.Proses globalisasi harus bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.Hal inilah pada dasarnya yang dilakukan oleh negeri – negeri yang berkembang pesat, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. Mereka dapat memanfaatkan celah yang diberikan oleh sistem perdagangan yang semakin terbuka, teknologi informasi yang semakin berkembang, dan pasar modal yang semakin dinamis.
Ada beberapa indikator utama yang dapat menentukan daya saing adalah sebagai berikut : (1) Perekonomian nasional, (2) Keterbukaan, (3) Sistem keuangan, (4) Infrastruktur dan sumber daya alam, (5) Ilmu pengetahuan, (6) Sumber daya manusia, (7) Institusi, (8) Governance dan kebijakan pemerintah, (9) Manajemen dan ekonomi makro.

Sejarah globalisasi
Berikut merupakan beberapa fase dari globalisasi :
a. Fase pertama ditandai dengan perkembanganya secara luas perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan, antara lain meliputi Jepang, Thiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, Pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Disamping membentuk jaringan dagang, mereka juga menyebarkan nilai – nilai agamanya, baik melalui nama – nama, abjad, arsitek, nilai sosial, dan budaya Arab ke warga dunia.


b. Fase kedua ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar – besaran oleh bangsa Eropa, Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda. Hal ini didukung pula dengan terjadinya refolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarabangsa dunia. Hal ini selanjutnya disebut dengan nama era Kolonialisme.
c. Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentum ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Impikasinya, negara – negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangakn teknologi komunikasi dang tranportasi.
d. Perkembangan selanjutnya disebut era pembangunan. Pada era ini lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga berpusat pada negara itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh adanya kemerdekaan negara – negara dari penjajahan.
e. Terakhir adalah yang kita sebut dengan era globalisasi. Pada era ini negara – negara didorong untuk menjadi bagian pertumbuhan ekonomi global. Penggeraknya bukan lagi negara, tetap perusahaan transnasional ( transnasional corporation, TNCs ) dan Bank – bank transnasional ( transnasional Bank, TBs ), lembaga keuangan multilateral seperti Bank dunia dan Danamoneter Internasional ( International Munetary Fund, IMF ), serta Birokrasi perdagangan regional dan global seperti perdagangan dunia ( World Trade Organization, WTO ), Conferensi ekonomi Asia-Pasifik ( The Asia Pasific Economic Converence, APEC ), dan lain sebagainnya.
Sebenarnya semua proses globalisasi yang terjadi digerakan oleh ideologi neoliberalisme. Kaum liberal menyakini bahwa pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dicapai melalui kompetisi dan pasar bebas. Hal itu diyakini merupakan hal yang efisien dalam mengalokasikan sumber daya alam untuk memenuhi daya manusia.

Pokok pendirian neoliberalisme adalah sebagai berikut :
a. Bebaskan perusahaan swasta dari campur tangan pemerintah
b. Hentikan subsidi negara kepada rakyat
c. Penghapusan “kesejahteraan bersama” dan kepemilikan bersama seperti yang masih banyak dianut oleh masyarakat tradisional.

Praktek bisnis global

Dua peran penting dalam manajemen global :
A. Manajer tidak dapat begitu saja menyulap organisasi mereka menjadi peserta global dalam semalam. Diperlukan waktu dan usaha hati-hati untuk mendapatkan posisi global.
B. Globalisasi bisnis menyebabkan terjadinya hubungan di antara para manajer yang bukan hanya tradisi budayanya berbeda, tetapi telah berkembang perlahan-lahan beradaptasi demi terciptanya hubungan bisnis global.

KATA PENGANTAR

Perkembangan teori manajemen  sampai pada saat ini telah berkembang dengan pesat.Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum atau pun berupa kumpulan - kumpulan  hukum bagimana majemen yang dapat diterapkan  dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan - pandangan  tentang manajernen,  yang berbeda adalah dalam penerapan­nya.  Dimana setiap pandangan hanya dapat diterapkan dalam berbagai masalah yang berbeda pula, sedangkan untuk masalah - masalah  yang sarana belum tentu dapat diterapkan. Dalam bab  ini akan dikupas tiga aliran pemikiran manajemen, yaitu :

1. Aliran klasik yang terbagi dalam manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.
2. Aliran hubungan manusiawi, disebut sebagai aliran neo klasik atau pasca klasik.
3. Aliran manajemen modem.

Disamping itu akan dibicarakan juga dua pendekatan manajemen yaitu :

1. Pendekatan sistem (System Approach).
2. Pendekatan kontingensi (Contingency Approach).

1. Sejarah perkembangan Manajemen
Pemikiran awal mengenai manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.[3] Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus-perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

2.EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Aliran Manajemen ilmiah dipelopori oleh Robert Owen dan Charles Babbege. Tokoh yang banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan manajemen ilmiah adalah Frederick Winslow Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Henry L. Gantt, dan Harrington Emerson.

Robert owen (1771-1858)
Robert Owen berpendapat bahwa peningkatan kondisi kerja karyawan dapat meningkatkan hasil produksi dan laba, dan investasi yang paling menguntungkan adalah karyawan atau pekerja.

Charles babbege (1792-1871)
Charles Babbege adalah seorang mahaguru matematika dari Inggris. Dia adalah perintis jalan bagi lahirnya manajemen berdasarkan ilmu (manajemen ilmiah). Observasinya tentang metode dan menekankan pentingnya efisiensi kerja pada pekerja dan perlunya ditentukan jumlah biaya yang pasti pada setiap proses dalam produksi suatu jenis barang.

Frederick Winslow Taylor (1856-1915)
Frederick Winslow Taylor adalah tokoh yang mengembangkan scientific management (manajemen ilmiah). Secara singkat, pokok-pokok ajaran F. W. Taylor adalah sebagai berikut:

A. Time Study (penelaahan waktu)
Penyelidikannya tentang penggunaan waktu kerja dengan mempergunakan stopwatch, micro motion camera, dan alat ukur lainnya. Berkat penelitian ini dapat dihemat waktu kerja dan penggunaan tenaga yang tidak sedikit.

B. Differential Piece Rate System (sistem rata-rata per potong diferensial)
Sistem upah demikian dimaksudkan untuk mendorong daya produktivitas yang lebih tinggi, daan F. W. Taylor mempergunakan sistem per potong dalam penghitungannya.

C. The Art of Cutting Metals (seni memotong logam)
Penelitian ini dilakukan oleh F. W. Taylor terhadap semua faktor yang berhubungan dengan pemotongan logam atau baja, seperti jenisnya, garis tengahnya, karatannya, tebal bilahnya, bentuk tajamnya alat, pengaruh tuangan atau tindakan-tindakan lain untuk mendinginkan.
Henry L. Gantt (1861-1919)
Henry L. Gantt  mengemukakan gagasan-gagasan:
1. Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen,
2. Seleksi ilmiah tenaga kerja,
3. Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terinci, dan
4. Sisten insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas.

Frank Gilberth dan Lillian Gilberth (1868-1924 dan 1878-1872)
Frank Gilberth, seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Lillian Gilberth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam bekerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir: membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup.

Harrington Emerson (1853-1931)
Pemborosan dan efisiensi adalah masalah-masalah yang dilihat Emerson sebagai penyakit sistem industri. Oleh sebab itu Emerson mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi (twelve principles of efficiency) yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
A. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
B. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
C. Adanya staff yang cakap.
D. Disiplin.
E. Balas jasa yang adil

3. Teori manajemen klasik
Teori manajemen klasik menurut pendapat beberapa ilmuwan.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871).

Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie dan Saefullah: 2005).

1. Robert Owen (1771 - 1858)
Owen menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan. Di latarbelakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
Owen berkesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat peranan pekerja sebagai yang cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan saja merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Ia juga memperbaiki kondisi pekerjanya, dengan mendirikan perumahan (tempat tinggal) yang lebih baik. Beliau juga mendirikan toko, yang mana pekerjanya tidak kesusahan dan dapat membeli kebutuhan dengan harga murah. Ia juga mengurangi jam kerja dari 15 jam menjadi 10,5 jam, dan menolah pekerja dibawah umur 10 tahun.
Owen berpendapat dengan memperbaiki kondisi kerja atau invertasi pada sumber daya manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping itu Owen juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari. Dengan cara seperti itu manajer diharapkan bisa melokalisir masalah yang ada dengan cepat.

2. Charles Babbage (1792 - 1871)
Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
Dengan metode kuantitatifnya beliau percaya :
A. Bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, produksi naik biaya operasi turun.
B. Pembagian Kerja (division of labor); dengan ini kerja/operasi pabriknya bisa dianalisis secara terpisah. Dengan cara semacam ini pula training bisa dilakukan dengan lebih mudah.
C. Dengan melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka pekerja akan semakin terampil dan berarti semakin efisien.

4. PENDEKATAN HUBUNGAN MANUSIAWI
Gerakan hubungan manusiawi (human behavior)
Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan perilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi manusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi.

Ada tigaorang pelopor aliran perilaku yaitu :
1.Hugo Munsterberg (1863 -1916)
Yaitu Bapak Psikologi Industri.Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk peningkatkan produktivitas:

A. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.

B. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.

C. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.

2.Elton Mayo (1880 -1949)
Gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal batik manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberdorongan kerja kepada karyawan.
Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas.

Penerapan konsep mutu pada teori hubungan manusia
Teori ini berargumentasi bahwa pada dasarnya manusia selalu melakukan respon terhadap konteks social dimana oub dia berada.
Salah satu kontributor teori ini adalah Douglass McGregor yang memperkenalkan kita bahwa pada dasarnya manusia dapat diklarifikasikan menjadi tipe X dan tipe Y. Mereka yang bertipe X cenderung bersifat pasif,malas,tidak mau bekerja kecuali kalau disuruh, kurang inisiatif dan kurang menyukai tantangan serta akan berkerja jika diawasi. Pada kategori ini pendekatan manajem yang dilakukan dengan pengarahan dan pengawasan yang menyeluruh dan terus-menerus. Sedangkan untuk mereka yang bertipe Y memiliki karakteristik proaktif,menyukai tantangan dan pekerjaan,memiliki banyak ide dan inisiatif,serta berdisiplin adalah bagian dari tatangan prestasi yang ingin dia capai.untuk yang berkategori ini,pendekatan manajemen lebih kepada pendekatan delegasi dan kepercayaan dari pada pengawasan terus-menerus dan menyeluruh.

5. PENDEKATAN MANAJEMEN MODERN
Teori perilaku dan teori kuantitatif
Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan ilmu manajemen):
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum;dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids".
Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science.

Manajemen modern dan tantangan - tantangannya
Manajemen modern adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah dipelajari manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga banyak melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian tentang manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen. Teori-teori ini pertama kali dirintis oleh; Robert Owen, Adam Smith, Charles Babbage dan Max Weber.
Manajemen modern dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi (perilaku organisasi), dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi.

Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat peranannya
2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.


Tantangan manajemen modern
1. Globalisasi
Mungkin, perubahan terbesar dari abad ke-21 adalah bahwa dunia sekarang telah menjadi sebuah desa global. Globalisasi membawa banyak kemungkinan yang menarik, peluang yang menguntungkan dan seluruh dunia sebagai, pasar global yang besar. Tapi di sisi lain, globalisasi juga membawa banyak masalah dan sakit kepala untuk manajer saat ini. Berhasil menanggapi globalisasi telah benar-benar menjadi tantangan manajemen terbesar abad ke-21.

2 Teknologi Informasi:
Memiliki pengetahuan di bidang teknologi informasi pada saat ini menjadi hal yang perlu,agar lebih memudahkan dalam berhubungan dengan rekan bisnis maupun dengan karyawan.Selain itu, manajemen juga perlu untuk mengeksplorasi kemungkinan pemasaran online.
.
  3. Bersaing dengan Buruh Rendah-Biaya:
Tantangan modern besar lain dalam manajemen adalah untuk menemukan cara untuk meminimalkan biaya operasi Anda. Banyak perusahaan yang menggunakan tenaga pekerja yang murah. Ini adalah salah satu tantangan modern terbesar dalam manajemen.

 4. Keanekaragaman dalam Tenaga Kerja: Keanekaragaman Tenaga Kerja
Mengelola orang, yang sangat berbeda satu sama lain, juga merupakan salah satu tantangan manajemen modern. Tenaga kerja tidak pernah lebih beragam. Hal ini umumnya dikenal sebagai keragaman tenaga kerja dan itu berarti bahwa organisasi sekarang cepat menjadi campuran yang berbeda kelompok usia, jenis kelamin, budaya, ras dan etnis.Mengelola tenaga kerja yang memiliki perempuan,orang-orang muda,dan orang-orang milik negara yang berbeda, agama dan budaya, telah menjadi perhatian global dan tantangan manajemen.

 5. Organisasi Belajar:
Konsep organisasi belajar 'pertama kali disajikan oleh Peter Senge. Menurut konsepnya, karyawan, yang berkomitmen untuk sebuah organisasi, bekerja lebih keras dan menghasilkan hasil yang lebih baik. Itu sebabnya ia mengusulkan bahwa organisasi harus berinvestasi pada karyawan mereka dan memfasilitasi pembelajaran anggotanya. Sebagai hasil dari itu, organisasi benar-benar mengembangkan dan mentransformasikan dirinya.Selain itu, memiliki 'learning organization' tidak ada jaminan bahwa karyawan akan tetap setia kepada organisasi itu dan tidak akan mengejar tawaran yang lebih baik. Jadi itu hal lain bahwa manajemen harus melihat ke dalam hal itu.

6. PENDEKATAN SISTEM MANAJEMEN
Pendekatan sistem manajemen
A. Pendekatan Tingkah Laku
Pendekatan ini didasarkan pada teori bahwa manajemen berarti pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka mempelajari manajemen harus dipusatkan pada hubungan antara orang. Kadang-kadang juga disebut penelaahan “human factor approach” (Liem Tjeng Bie) atau “behavior science approach”.
Pendekatan ini merupakan perkembangan dari penerapan ilmu-ilmu tentang perilaku dan ilmu jiwa sosial pada manajemen. Menurut pendekatan ini, titik fokus tindakan manajerial adalah perilaku manusia. Apa yang dicapai, bagaimana mencapainya dan mengapa dapat dicapai dipandang ada kaitannya dengan dampaknya dan pengaruhnya terhadap manusia.

B. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif dikenal juga sebagai pendekatan matematis. Di dalam studi manajemen, pendekatan ini menitik beratkan peranan pemakaian data angka, matematika, dan statistik dalam membantu manajemen dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Karena itu, studi manajemen diberi label penelitian operasi (operations research) atau ilmu manajemen (managementscience).
Pendekatan kuantitatif terhadap manajemen titik berat terletak pada optimalisasi atau minimalisasi usaha dengan penggunaan model-model matematika, statistik, ekonometri, dan lain-lain sangatlah besar.

C. Pendekatan Proses
Pendekatan manajemen dalam hal ini menganggap manajemen sebagai suatu proses aktivitas yang terdiri dari berbagai sub-aktivitas yang masing-masing merupakan fungsi fundamental manajemen. Menurut Terry sub-aktivitas tersebut meliputi: perencanaan, pengorganisasian, peng-gerakan, dan pengawasan. Keempat sub-aktivitas tersebut merupakan fungsi fundamental manajemen yang berkaitan erat satu sama lain: suatu fungsi tidak seluruhnya terhenti sebelum fungsi berikutnya dimulai. Dalam keadaan saling pengaruh keempat fungsi fundamental manajemen itu sama-sama membentuk proses manajemen merupakan suatu sirkulasi berkelanjutan yang tak berujung.

D. Pendekatan Sistem
Sesuai dengan namanya, pendekatan ini memandang manajemen sebagai suatu sistem. Pengertian sistem dapat dirumuskan sebagai suatu totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi mencapai suatu tujuan tertentu di dalam suatu lingkungan. Bagian-bagian atau subsistem-subsistem tersebut merupakan kompleksitas tersebut, tetapi dalam kebersamaan mencapai suatu tujuan itu, berlangsung secara harmonis dalam keteraturan yang pasti.
Suatu sistem terdiri dari “input”, “proses transpormasi”, dan “output” yang merupakan suatu totalitas, yang digerakkan oleh sistem-sistem yang lebih kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya dengan sistem yang lebih kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya dengan sistem yang lebih luas.

E. Pendekatan Kontijensi (Berdasarkan keadaan/Peluang)
Pendekatan kontijensi (contingency approach) disebut juga dengan pendekatan situasional (situational approach) Pendekatan ini termasuk pendekatan yang relatif baru muncul yang berpendapat bahwa tidak ada resep  yang  terbaik  untuk  mengatasi  masalah  tertentu  dan   menekankan. Pentingnya relevansi tindakan manajerial dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam lingkungan. Dengan demikian, menurut pendekatan ini, manajemen dipandang harus  sesuai dengan lingkungan, pemecahan masalah yang terbaik adalah menyelesaikan dengan situasi/kontijensinya.

7. PENDEKATAN KONTINGENSI
Pendekatan kontingensi (situsional )
Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif (berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telah dikenal. Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah keluar dari prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menuju kondisi situasional.
Salah seorang penulis manajemen kontingensi yang bernama Fred Luthans menyatakan, “pendekatan-pendekatan tradisional dalam bidang manajemen, tidak salah atau keliru, tetapi dewasa ini mereka tidak terlampau cocok. Terobosan baru terhadap teori dan praktik manajemen dapat kita temukan pada pendekatan kontingensi.”Raymond A. Katzell dalam sebuah makalahnya yang berjudul “Contrasting System Work Organization”, mengemukakan adanya lima macam parameter situasional :
a) Besar kecilnya organisasi yang bersangkutan
b) Tingkat interaksi dan interpendansi para anggota organisasi
c) Kepribadian para anggota organisasi
d) Tingkat kongruensi atau disparitas antara tujuan organisasi dan tujuan parakaryawan organisasi yang bersangkutan
e) Siapa saja dalam organisasi yang bersangkutan memiliki kemampuan dan motivasi yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan-tindakan guna mencapai sasaran organisasi tersebut.
Macam pendekatan kontingensi :
1. Model kepemimpinan kontingnsi dari Friedler
2. Model tiga dimensi kepemimpinan dari reddin
3. Model kontinum kepemimpinan dari Robert Tanenbaum dan  Warrem Schmidt

0 comments